Selasa, 17 Maret 2015

Catatan Selasa, 17 Maret 2015

Post by: Nova 

1.Mengapa komunitas di daerah tropic biasanya bersifat rumit dan tidak mudah diberi nama menurut 1 atau 2 spesies yang lebih berkuasa sebagaimana yang umum di daerah beriklim sedang?
Jawaban: 
Di daerah tropic itu dingin dan bersifat rumit karena populasinya tidak jelas. Sedangkan untuk yang beriklim sedang, populasi akan baik karena mudah ditanami tanaman tertentu. Karena daerah tropik lebih kaya dengan kekayaan alam sehingga banyak spesies tumbuhan yang tidak teridentifikasi.

2. Bagaimana perbedaan kedua struktur komunitas (struktur fisik dan biologi) Mengapa saling ketergantungan. Bagaimana interaksi antar 2 komunitas?
Jawab:
Pada struktur fisik suatu komunitas tampak apabila komunitas itu diamati. Komunitas adalah Seperti tingginya pohon, lebarnya pohon, dll.
Pada struktur biologi suatu komunitas meliputi komposisi
Karena pada struktur kom shingga bisa menentukan struk komunitas tumbuhan tersebut.


3.Interaksi antar komunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme tetapi juga aliran energi dan makanan.
 Jelaskan seperti apa aliran energi dan makanan itu?
Jawaban;
Untuk melangsungkan hidup organisme membutuhkan energi yang diperoleh dari bahan organic mengandung energi yang dihasilkan oleh energi autotrof atau tumbuhan hijau. Dalam aliran energi, tanah merupakan suatu sistem kompleks yang berperan dalam sumber kehidupan tanaman. Yaitu air, udara dan unsur hara, dimana unsur terdapat unsure makro dan mikro. Unsur hara makro: C,H,O,N yang penting bagi tanaman terlepas dari unsur mikro yang juga dibutuhkan dalam jumlah sedikit tetapi sangat berperan dalam tumbuh tanaman. Aliran energi dan makanan tersebut akan mengalir pada tanaman tersebut. 

Rabu, 11 Maret 2015

PERHITUNGAN KOLONI BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR
PERCOBAAN VI : PERHITUNGAN KOLONI BAKTERI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pertumbuhan mikroorganisme yang  membentuk koloni dapat dianggap bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung jumlah koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada bahan.
Untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup dapat dilakukan setelah larutan bahan atau biakan mikroba diencerkan dengan faktor pengenceran tertentu dan ditumbuhkan dalam media dengan cara - cara tertentu tergantung dari macam dan sifat - sifat mikroba.

B.     Tujuan
1.      Mengetahui jumlah bakteri yang mengkontaminasi ketiga sampel percobaan.
2. Dapat mengetahui cara melakukan teknik pengenceran yang bertujuan untuk meminimalisirkan jumlah koloni bakteri yang terkandung pada sampel yang akan digunakan.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hari/Tanggal, Judul
Hari                       : Jum’at
Tanggal                 : 01 November 2013
Tempat                  : Laboratorium Biologi, FKIP UMP

B.     Alat dan Bahan
1.      Alat :
a)      1 Erlenmayer
b)      5 tabung reaksi
c)      5 cawan petri yang sudah terdapat medium NA
d)     Pipet tetes
2.      Bahan :


a)      Sampel air
b)      Air kemasan lokal
c)      Air galon
d)     Air matang
e)      Air steril



C.        Cara Kerja
1.      Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pengenceran.
2.      Pada tabung reaksi masing- masing diberi tanda mulai dari tabung 10-1 sampai tabung 10-5 .Susun kelima tabung reaksi secara teratur dari 10-5 sampai 10-5.
3.      Isi tabung reaksi dengan air steril masing-masing berisi 9 ml.
4.      Ambil sampel air matang yang pertama dari erlenmayer dengan menggunakan pipet tetes dan kemudian tetesi masing-masing tabung reaksi dengan sampel berkisar 1ml kemudian usahakan sampel merata dengan air yang berada pada tabung reaksi dengan cara mengguncang tabung secara perlahan.
5.      Tuangkan masing-masing sampel yang berada pada lima tabung ke masing-masing cawan yang sudah disiapkan.
6.      Lakukan langkah diatas untuk pengenceran pada sampel air yang lainnya.
Perhatikan gambar berikut :                  
                1 ml                   1 ml               1 ml               1 ml                1 ml
 





Sampel air yang                       
mengandung bakteri    10-1             10-2                 10-3                10-4                     10-5

Sampel yang digunakan
 



                                                                                            

dibungkus dengan kertas sampul kemudian diinkubasi
                                                      lalu diinkubasi.

 


                                                                                                              
                         

Sampel 10-4 dan 10-5
 





                        Gambar 2.1 Langkah – Langkah Pengenceran

7.      Setelah itu, bungkus cawan-cawan petri tersebut dengan kertas sampul lalu diinkubasi.
8.      Untuk perhitungan digunakan pengenceran dengan 10-4 dan 10-5.



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
Tabel 3.1 Sampel Air Galon
Gambar
Pengenceran

Gambar 3.1   Sampel Air Galon Pengenceran 10-4

Pengenceran 10-4

Gambar 3.2   Sampel Air Galon Pengenceran 10-5

Pengenceran 10-5

Tabel 3.2  Hasil Pengamatan Sampel Air

No

Sampel

Pengenceran
Jumlah koloni dalam petri disk
Jumlah bakteri dalam ml (cfu/ml)

1

Air matang
10-4
104

2.0x105 cfu/ml
10-5
147
147-104:2 = 2,0

2

Air galon
10-4
127

127x104 cfu/ml
10-5
TBU

3

Air kemasan
10-4
209

209x104cfu/ml
10-5
304
= 209, karena mendekati 300


B.     Pembahasan
Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam persyaratan pertumbuhannya. Mikroba seperti makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi pertumbuhan. Pengetahuan akan nutrisi pertumbuhan ini akan membantu di dalam mengkultivasi, mengisolasi, dan mengidentifikasi mikroba.
Ada mikroba yang bisa hidup hanya pada media yang mengandung bahan tertentu dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya.
Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba.
Dalam percobaan ini, medium yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba adalah media NA yang terdapat di dalam 5 cawan petri. Media agar adalah media yang umum digunakan untuk menumbuhkan bakteri.
Melihat hasil pengamatan yang diperoleh, dapat dipastikan bahwa kondisi media yang digunakan tidaklah sama. Dapat dilihat pada hasil pengamatan, bakteri yang tumbuh pada cawan pengenceran 10-4  lebih sedikit dibandingkan bakteri yang tumbuh pada cawan pengenceran10-5.
Ada beberapa persyaratan dalam perhitungan bakteri yaitu sebagai berikut:
1.      Hitung jumlah koloni.
2.      Hanya yang memenuhi syarat yang dihitung ( antara 30 – 300 ), jika tidak ada memenuhi syarat maka pilih mendekati 300.
3.      Spreader tidak dihitung.
4.      Hitung jumlah koloni termasuk yang kecil, catat pengenceran yang digunakan dan hitung jumlah koloni.
5.      Jika petri dari semua pengenceran menunjukkan jumlah koloni kurang dari 30, catat jumlah aktual koloni pada pengenceran yang paling rendah dan laporkan sebagai dugaan cfu/g.
6.   Jika pada semua pengenceran tidak dijumpai adanya koloni yang tidak terdapat senyawa penghambat, laporkan jumlah dugaan dengan kurang dari (<) pada pengenceran yang paling rendah.
Dari hasil pengamatan dari ketiga sampel air, diketahui bahwa pada pengenceran 10-5  air kemasan paling banyak terdapat  bakteri. sedangkan, untuk jumlah koloni yang sedikit terdapat dalam pengenceran 10-4 air matang.

BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Pengenceran sampel air matang pengenceran 10-4  dan 10-5  Jumlah koloni dalam petri disk masing- masing berjumlah 104 dan 147 dan jumlah bakteri dalam ml (cfu/ml) adalah 2.0 X 10.
2.      Pengenceran sampel air galon pengenceran 10-4  dan 10-5  Jumlah koloni dalam petri disk masing- masing berjumlah 127 dan TBU dan Jumlah bakteri dalam ml (cfu/ml) adalah 127 X 104
3.      Pengenceran sampel air kemasan pengenceran 10-4  dan 10-5  Jumlah koloni dalam petri disk masing- masing berjumlah 209 dan 304 dan Jumlah bakteri dalam ml (cfu/ml) adalah 209 X 104.

B.     SARAN
Adapun saran dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Sebelum melakukan praktek di laboratorium sebaiknya praktikan mempelajari terlebih dahulu teori untuk mengetahui jumlah koloni bakteri pada sampel air.
2.      Sebaiknya praktikum mengenai penghitungan jumlah koloni bakteri ini dilakukan lebih serius lagi dan bagi mahasiswa yang mengikuti praktikum seharusnya dilengkapi dengan masker dan juga sarung tangan.






DAFTAR PUSTAKA

Pelczar et al  , 2010 .  Dasar  -  dasar  Mikrobiologi   .    Jakarta    :    UI  Press .
Yulneriwanti         .     2013      .      Pertumbuhan      Mikroba          .    (online) .
http://HitungMikro.blogspot.com         Diakses    13     November     2013 

Anonim    .     2007    .      Perhitungan     Mikrobia     .      ( online )               .
http://www.firebiology07.wordpress.com       Diakses 12 November 2013