daripada disimpan sendiri, mending gue post... semoga bermanfaat ya,
Oia, no copas ya
“KELAINAN PERKEMBANGAN PADA EMBRIO"
Pengertian Teratologi
Teratologi merupakan cabang dari ilmu embriologi
yang khusus mempelajari tentang akibat, mekanisme dan manifestasi embrionik
yang cacat (abnormal). Bentuk embriotoksik ini ditentukan oleh jenis senyawa,
dosis dan waktu penggunaannya selama kehamilan. Selain senyawa kimia, faktor
lain yang menimbulkan teratogen adalah kekurangan gizi, radiasi kimia, infeksi
virus, hipervitamin, ketidakseimbangan hormonal, genetik dan berbagai kondisi stress,
(Anonim,2013).
Cabang embriologi yang
mempelajari perkembangan yang abnormal dan berakhir dengan kelainan (malformasi
kongenital) , (Hussein Rhezha, 2013).
Faktor penyebab malformasi
Faktor penyebab malformasi
Sekitar 15 % kematian neonatus
disebabkan malformasi kongenital dan sekitar 6 % pada anak sampai usia 1 tahun
menderita kelainan congenital.
Penyebab malformasi congenital “Hussein Rhezha” (2013) dapat
dibedakan menjadi :
1.
Faktor genetik (kelainan kromosom
/gen mutasi)
2.
Faktor non genetik, penyebabnya
disebut teratogen.
3.
Faktor genetik sebagai penyebab
malformasi
Jenis – jenis Anomali
Beberapa
jenis anomali menurut Anonim (2013) :
1.
Malformasi
Terjadi
selama pembentukan struktur (organogenesis). Malformasi dapat disebabkan faktor
lingkungan dan genetik. Kebanyakan malformasi berawal dari minggu ketiga sampai
minggu kedelapan kehamilan. Anomali ini dapat menyebabkan hilangnya sebagian
atau seluruh struktur organ dan/atau perubahan-perubahan konfigurasi normal.
2.
Disrupsi
Mengakibatkan perubahan morfologi
struktur organ setelah pembentukannya. Penyebabnya adalah proses-proses yang
merusak, seperti kecelakan pada pembuluh darah yang menyebabkan atresia usus
dan cacat yang ditimbulkan pita amnion.
3.
Deformasi
Disebabkan oleh gaya-gaya mekanik
dalam jangka waktu yang lama. Deformasi sering kali mengenai sistem kerangka
otot. Anomali ini dapat sembuh setelah lahir.
4.
Sindrom
Sekelompok
cacat yang terjadi secara bersamaan, memiliki etiologi yang spesifik dan sama.
Istilah ini menunjukkan telah dibuat sebuah diagnosis dan risiko terjadinya
kembali telah diketahui.
Menurut Anonim (2013) ada
juga kelainan yang disebabkan oleh teratogen. Teratogen penyebab kelainan
kongenital :
1)
Agen
infeksi (co. : Virus rubella, sitomegalovirus, virus herpes simpleks, HIV,
sifilis)
2)
Agen
fisik (co. : sinar X, hipertermia)
3)
Agen
kimia (co. : talidomid, asam valproat, fenitoin, amfetamin, alkohol, merkuri,
kokain)
4)
Hormon
(co. : agen androgenik, dietilstilbestrol (DES), diabetes gestational (diabetes
ibu)
Penyakit yang
berhubungan dengan teratologi
Beberapa
penyakit yang berhubungan dengan perkembangan embrio yaitu:
1.
Bibir
sumbing
Bibir
sumbing biasanya terjadi dalam 30-60 hari pertama kehamilan. Bibir biasanya
dibentuk oleh 5-6 minggu kehamilan dan langit-langit telah dibentuk oleh 10
minggu.
Penyebabnya
yaitu kekurangan vitamin B dan asam folat dalam diet ibu, warisan genetik
orangtua yang dapat menyampaikan gen penyebab clefts (bibir sumbing) serta
pengkonsumsian alkohol dan tembakau (khususnya rokok), (Anonim,2013).
(Sumber
: Anonim, 2013)
2.
Polydactili
Polidaktili merupakan kelainan pertumbuhan jari sehingga
jumlah jari pada tangan atau kaki lebih dari lima. Polidaktili terjadi pada 1 dari
1.000 kelahiran, (Anonim,2013).
Penyebabnya
bisa karena kelainan genetika atau faktor keturunan. Bentuknya bisa berupa
gumpalan daging, jaringan lunak, atau sebuah jari lengkap dengan kuku dan
ruas-ruas yang berfungsi normal. Tapi, umumnya hanya berupa tonjolan daging
kecil atau gumpalan daging bertulang yang tumbuh di sisi luar ibu jari atau
jari kelingking, (Anonim,2013).
Gambar 2. Ibu jari
yang mengalami polidaktili
(Sumber
: Anonim, 2013)
|
3.
Agenesis
Agenesis
adalah alat tubuh tidak dibentuk sama sekali. Dalam embrio manusia, pembedaan
tulang belakang lumbar, sakrum, dan koksigis terjadi antara minggu keempat dan
ketujuh, (Anonim,2013).
Banyak
bentuk agenesis yang mematikan, seperti tidak adanya seluruh otak
(anencephaly), tapi agenesis satu organ pasangan dapat menyebabkan sedikit
masalah. Agenesis dapat disebabkan oleh tidak adanya jaringan embrio atau
dengan paparan bahan kimia di dalam rahim, dan sering dikaitkan dengan kelainan
bawaan lainnya, (Anonim,2013).

Gambar 3. Agenesis
pada organ tubuh bagian posterior
(Sumber :
Anonim, 2013)
4.
Kinefelter's
Syndrome (XXY)
Sindrom Klinefelter adalah kelainan genetik pada laki-laki yang
diakibatkan oleh kelebihan kromosom X.
Laki-laki normal memiliki kromosom
seks berupa XY, namun penderita sindrom klinefelter umumnya
memiliki kromosom seks XXY. Penderita sindrom klinefelter akan mengalami infertilitas, keterbelakangan mental, dan gangguan perkembangan ciri-ciri fisik yang
diantaranya berupa ginekomastia (perbesaran kelenjar
susu dan berefek pada perbesaran payudara), dll, (Anonim,2013).
Penyebabnya yaitu Kelebihan kromosom X pada laki-laki. Ini
terjadi karena nondisjungsi meiosis (meiotic
nondisjunction) kromosom seks selama terjadi gametogenesis (pembentukan gamet) pada salah satu orang tua. Nondisjungsi meiosis adalah kegagalan sepasang
kromosom seks untuk memisah (disjungsi) selama
proses meiosis terjadi.
Sebagian besar penderita sindrom klinefelter memiliki kromosom XXY, namun ada
pula yang memiliki kromosom XXXY, XXXXY, XXYY, dan XXXYY, (Anonim,2013).

Gambar 4. Pria dewasa yang
mengalami Sindrom Kinefelter
(Sumber :
Anonim, 2013)
Gambar 5.
Kromosom yang mengalami kelainan Sindrom
Klenifelter
(Sumber :
Anonim, 2013)
5.
Sindrom Down
Sindrom Down (bahasa Inggris: Down syndrome) merupakan
kelainan genetik yang terjadi pada kromosom 21 pada berkas q22 gen SLC5A3,[1]
yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Dan
karena ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan yang relatif pendek,
kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang Mongoloid maka sering juga
dikenal dengan mongolisme, (Anonim,2013).
Penyebab down syndrome ini
dimulai pada kromosom 21 dimana terjadi penambahan jumlah menjadi dua kromosom
yang dikenal dengan nama kromosom 21 plus. Pada kromosom tersebut terjadi
kegagalan untuk memisahkan diri pada saat proses pembelahan dan kemudian
mengalami perkembangan yang abnormal. Sebagai akibatnya, penderita akan
mengalami kondisi dimana mental serta fisiknya menjadi terbelakang,
(Anonim,2013).
Gambar 6. Seorang anak yang mengalami
Sindrom Down
(Sumber : Anonim,
2013)
6.
Lesio
pada otak fetus
Lesi pada otak merupakan
salah satu kelainan yang terjadi saat embriologi khususnya pada saat neurulasi.
Gangguan pada fetus fase akhir dan selama masa bayi, besar kemungkinan akan
terjadi gangguan kelainan patologis yang fokal dan ireversibel pada jaringan
yang telah berdiferensiasi, dan lesi-lesi ini mungkin menjadi dasar palsi
serebral, (Anonim,2013).
Gambar 7.
Foto otak fetus yang mengalami lesi
(Sumber
: Anonim, 2013)
7.
Sirenomelus
Sirenomelia
adalah cacat lahir mematikan dari tubuh bagian bawah ditandai oleh fusi nyata
dari kaki ke ekstremitas bawah tunggal. Cacat lahir lainnya selalu dikaitkan
dengan sirenomelia, paling sering kelainan pada ginjal, usus besar, dan alat
kelamin, (Anonim,2013).
Malformasi
tungkai bawah yang terlihat pada bayi dengan sirenomelia terdiri dari fusi
nyata dari kaki. Dalam kasus yang parah hanya ada dua tulang hadir di seluruh
tungkai (tulang paha dan mungkin tibia) , (Anonim,2013).

Gambar 8 .
Sirenomelus
(Sumber : Anonim, 2013)
8.
Phocomelia
Phocomelia
yaitu ketiadaan anggota gerak. Sebuah cacat lahir anggota tubuh, disamakan
dalam pidato sehari-hari untuk sirip segel, tangan atau kaki yang melekat pada
batang tubuh oleh satu, kecil, cacat tulang tanpa, masing-masing, sebuah siku
atau lutut, (Anonim,2013).

Gambar 9.
Phocomelia
(Sumber : Anonim, 2013)
9.
Syndactyly
Sindaktili merupakan kelainan jari berupa pelekatan dua jari
atau lebih sehingga telapak tangan menjadi berbentuk seperti kaki bebek atau
angsa (webbed fingers). Dalam keadaan normal, ada sejumlah gen yang membawa
“perintah” kepada deretan sel di antara dua jari untuk mati, sehingga kedua
jari tersebut menjadi terpisah sempurna. Pada kelainan ini, gen tersebut
mengalami gangguan. Akibatnya, jari-jari tetap menyatu dan tidak terpisah
menjadi lima jari,
(Anonim,2013).
Penyebabnya kebanyakan akibat kelainan genetika atau keadaan di
dalam rahim yang menyebabkan posisi janin tidak normal, cairan amnion pecah,
atau obat-obatan tertentu yang dikonsumsi ibu selama masa kehamilan. Apabila
penyebabnya akibat kelainan genetika, maka tidak dapat dilakukan pencegahan. Kemungkinannya
dapat diperkecil bila penyebabnya adalah obat-obatan yang dikonsumsi ibu selama
hamil, (Anonim,2013).

Gambar 10. Syndaktili pada jari kaki
(Anonim,2013)

Gambar 11. Tipe-tipe syndaktili
(Anonim,2013)
10. Dwarfisme
Dwarfisme
adalah bertubuh pendek akibat kondisi medis tertentu. Kadang-kadang
didefinisikan sebagai tinggi dewasa kurang dari 4 kaki 10 inci (147 cm),
meskipun definisi ini bermasalah karena bertubuh pendek dalam dirinya sendiri
tidak gangguan. Dwarfisme dapat disebabkan oleh sekitar 200 kondisi medis yang
berbeda, (Anonim,2013).
11. Gigantisme
Gigantisme adalah kelainan genetik yang menyebabkan seorang
tumbuh sangat tinggi melebihi batas normal tinggi seorang manusia. Ada dua
macam gigantisme : pertama pituitary gigantism yang menyebabkan pertumbuhan
tinggi badan yang tidak terkendali. Kedua cerebral gigantism, dimana sel-sel
otak tumbuh secara berlebihan sehingga penderita mengalami keterbelakangan
mental, (Anonim,2013).
jadi, kesimpulannya apa hayo?
KESIMPULAN......................
jadi, kesimpulannya apa hayo?
KESIMPULAN......................
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2013. Teratologi. (Online). http://bioedulima.blogspot.com/2013/04/teratologi-pada-manusia_8.html diakses pada 29 November 2014, pukul
8:59 WIB
Fayazza.
2011. Kelainan pada Proses Perkembangan Embrio. (Online). http://fayazza.blogspot.com/2011/01/teratologi-kelainan-pada-proses.html diakses pada tanggal 29 November
2014, pukul 8:37 WIB
Hussein
Rhezha. 2013. Teratologi (Kelainan pada
Proses Perkembangan Embrio. (Online). http://husseinrhezha.blogspot.com/2013/12/teratologi-kelainan-pada-proses.html diakses pada 29 November 2014, pukul
9:04 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar