Minggu, 19 Juni 2016

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan


A.    Praktikum ke : 1
B.     Judul : Makanan dan alat- alat pencernaan
C.     Tujuan : Untuk mengenal dan mempelajari sistem pencernaan dan alat –alat pencernaan
D.    Dasar Teori :
Makanan dalam bentuk makomolekul yang masuk ke dalam tubuh akan terpecah menjadi mikromolekkol dan dapat diserap oleh tubuh dalam proses pencernaan.  Proses pencernaan dimulai dari mulut, makanan dicerna secara mekanis oleh gigi dan secara kimia oleh air liur yang mengandung enzim ptialin. Enzim ptyalin berfungsi mencerna/memecah amilum/pati menjadi glukosa.
Karbohidrat
Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organik yang memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Selain monosakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida). Dan karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa.
Enzim Ptialin (amilase saliva)
Ptialin merupakan protein yang berada di dalam air liur. Ptialin dapat membantu proses pencernaan makanan dengan memecah pati menjadi potongan-potongan gula yang larut air.
Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia.     
Lemak (Lipid)
Beberapa fungsi lipid adalah :
1.   Menjadi cadangan energi
2.   Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel.
3.   Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.
4.   Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis
5.   Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
 
 
 
E.     Pelaksanaan Praktikum :
1.      Waktu dan tempat
a)      Hari        : Jum’at
b)      Tanggal  : 28 maret 2014
c)      Tempat   : Laboratorium Biologi FKIP UMP
 
2.      Alat dan Bahan
a)Alat :


1.      Tabung reaksi
2.      Rak tabung reaksi
3.      Pipet tetes
4.      Gelas piala
5.      Indikator universal
6.      Penjepit tabung reaksi
7.      Pembakar spiritus
8.      Kertas tik
9.      Corong


 
b)      Bahan :


1.      Air liur
2.      Lar.Benediot/Lar. Fehling A+B
3.      Larutan biuret
4.      Larutan kanji
5.      Telur
6.      Mentega/minyak kelapa
7.      Nasi
8.      Pisang
9.      Roti
10.  NaOH 1%
11.  HCl 3,5%


 
3.      Cara Kerja
a)      Tuangkan larutan kanji ke dalam tabung reaksi masing-masing 1 ml. Berilah label a dan b pada masing- masing tabung reaksi.
b)      Ke dalam b tuangkan air liur ± 1 ml, kocok dan biarkan selama 5 menit.
c)      Masukkan ke dalam tabung a dan b masing- masing 3 tetes lar. benedoit, kemudian panaskan. Bagaimana hasilnya? Catat dalam tabel yang tersedia.
d)     Sekarang selidiki apakah air liur juga bekerja pada pencernaan protein dan lemak. Lakukan seperti pada langkah 1 s.d. 3, tetapi juga gunakan putih telur untuk protein dan mentega untuk lemak. Ingat, indicator untuk protein adalah larutan biuret, sedangkan lemak dapat diuji dengan menggunakan kertas tik. Sekarang selidiki pada pH berupa enzim bekerja secara optimum
e)      Sediakan 2 tabung reaksi masing-masing diisi dengan 2 ml larutan kanji
f)       Ke dalam tabung g  tambahkan 3 tetes HCl 3,5% dank e dalam tabung h basa KOH atau NaOH 1% dan gunakan tabung b sebagai pembanding
g)      Tambahkan ke dalam tabung g dan h masing-masing 1 ml air liur, kemudian kocok hingga merata dan biarkan selama 5 menit
h)      Ujilah dengan larutan benedoit serta catat hasilnya pada tabel
G: kanji + Air liur + campuran larutan Benedoit
                                          dipanaskan                  warna ………………
H: kanji + NaOH + air liur + Larutan Benedoit
                                          dipanaskan                  warna……………….
 
F.      Hasil dan Pembahasan
1.      Hasil
Tabel Hasil Pengamatan
Tabung
Bahan dan perlakuan
Warna
Hasil (+)
Hasil (-)
A
Kanji + larutan benedoit
Biru
+
 
B
Kanji + air liur + larutan benedoit
Kuning
 
-
C
Putih telur + larutan benedoit
biru
+
 
D
Putih telur + air liur + larutan benedoit
Ungu
+
 
E
Mentega dioleskan pada kertas tik
Transparan
 
 
F
Mentega + ait liur dan dioleskan pada kertas tik
Transparan
 
 
G
Kanji + NaOH + larutan benedoit
biru
 
-
H
Kanji + NaOH + air liur + larutan benedoit
biru
 
-
 
2.      Pembahasan
a)      Pertanyaan:
1.      Dari hasil pengamatan, apakah fungsi air liur ?
2.      Enzim apakah yang terdapat di dalam air liur ?
3.      Apakah enzim yang terdapat di dalam air liur dapat bekerja terhadap protein dan lemak ? Jelaskan ?
4.      Apakah yang dapat kamu simpulkan dari jawaban pertanyaan no 1-3 ?
5.      Apakah dalam percobaan menyelidiki pH enzim, penambahan HCl atau NaOH lebih dahulu daripada air liur ?
6.      Pada pH berapakah enzim yang terdapat dalam air liur bekerja secara efektif ?
7.      Dari pernyataan no.5 dan 6 kesimpula apakah yang dapat kamu peroleh ?
8.      Apakah suhu berpengaruh terhadap kerja enzim? (dalam air liur) bagaimana cara menyelidikinya?
9.      Dari kegiatan-kegiatan yang telah kamu lakukan, apakah kesimpulan tentang sifat-sifat enzim?
 
b)      Jawaban
1.      air liur/kelenjar saliva berfungsi sebagai pemecah amilum menjadi glukosa karena di dalam air liur terdapat enzim ptyalin.
2.      enzim ptyalin
3.      tidak, karena enzim ptyalin hanya bekerja pada amilum. Pada uji benedic hanya akan menguji amilum yang telah terpecah menjadi glukosa. Sedangkan lugol menguji amilum.
4.      enzim ptyalin bekerja spesifik pada amilum
5.      iya, penambahan HCl atau NaOH lebih dahulu daripada air liur. karena jika air liur di campur terlebih dahulu maka akan terjadi reaksi antara air liur dan bahan makanan, oleh karena itu pada pengerjaannya tidak boleh terbalik harus penempatan NaOH atau HCL terlebih dahulu sehingga tidak terjadi dalam kesalahan dalam penelitian (pengamatan). NaOH digambarkan sebagai kondisi basa, sedangkan HCl digambarkan sebagai kondisi asam.
6.      Yaitu 7-8  pH asam yang dapat bekerja optimal dalam tubuh
7.      Kesimpulannya yaitu, keteraturan kerja enzim akan bekerja secara optimum pada pH basa yaitu 7-8
8.      Ya, caranya yaitu dengan memanaskan air liur. Maka pada saat mereaksikan air liur yang telah dipanaskan dengan bahan makanan dan reagent penguji, maka hasilnya akan lain karena bahan makanan tidak terpecah molekul kompleksnya. 
9.      Kesimpulannya, enzim ptyalin merupakan pemecah amilum menjadi glukosa dan  enzim ini bekerja secara spesifik. Enzim dapat bekerja efektif dalam tubuh dengan  keadaan suhu yang sesuai yaitu 36-37◦C dan pH 7-8.
 
Kegiatan II
1.      Sediakan tabung reaksi untuk uji amilum,glukosa dan protein. Untuk uji amilum dan protein dapat juga digunakan.
2.      Hancurkan bahan makanan yang akan diuji dengan menggunakan mortar. Kemudian beri sedikit air dan aduklah hingga terbentuk larutan.
3.      Isilah tabung reaksi masing-masing dengan larutan bahan makanan setinggi ± 1 cm (bila menggunakan pipet tetes cukup 3 tetes larutan) sedikitnya dengan menggunakan indikator:
a.       Lugol : tetesilah bahan makanan dengan 1 dan 2 tetes larutan lugol, amati perubahan warna yang terjadi
b.      Fehling : tetesi lrutan bahan makanan dengan 5 tetes Fehling B, lalu kocok, keemudian dipanaskan langsung diatas api selama 1 menit
c.       Biuret : tetesi lrutan bahan makanan dengan 3 tetes CuSO4 1% dan 3 tetes NaOH 10%, lalu kocok/aduk, amati perubahan yang terjadi
d.      Ujilah kandungan bahan makanan tadi dengan cara mengoleskannya pada kertas tik dan keringkan
e.       Tuliskalah hasil pengamatan anda pada tabel yang tersedia
 
Jenis tabung
Reaksi/perubahan warna
Noda amilum
Hasil uji makanan⁰⁰
 
Lugol
Kertas Tik
Biuret
Amilum
Glukosa
Protein
Lemak
Minyak kelapa
Kuning
Transparan
Kuning
Transparan
-
-
-
+
Mentega
Kuning
Transparan
Kuning
Transparan
-
-
-
+
Tepung kanji
Biru
-
Biru
Tidak
 
+
-
-
-
Putih telur
Kuning
-
Ungu
Tidak
-
-
+
-
          diisi transparan
⁰⁰         diisi tanda (+) bila hasilnya positif,tanda (-) bila hasinya negatif
 
Berdasarkan pengamatan diatas, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
1.      Dari hasil kegiatan di atas di atas, bahan makanan manakah yang lengkap kandungan makanannya
2.      bahan makanan manakah yang dianggap sebagai sumber protein?
3.      bahan makanan manakah yang merupakan sumber karbohidrat?
4.      bagaimanakah pendapatmu mengenai zat-zat makanan yang terkandung dalam berbagai bahan makanan berdasarkan data diatas ?
5.      jenis makanan manakah yang baik untuk anak dalam masa pertumbuhan ?
6.      bagi pekerja yang menggunakan tenaga fisik, bahan makanan manakah yang sangat diperlukan ?
7.      mengapa orang yang kurang bergerak cenderung menjadi gemuk?
8.      jadi bahan makanan yang diperlukan tergantung pada apa saja ?
Jawaban:
1.      Putih telur
2.      Putih Telur
3.      Tepung Kanji
4.      Zat – zat makanan tersebut mengandung karbohidrat (tepung kanji), protein (putih telur) dan lemak (minyak dan mentega).
5.      Putih telur, karena mengandung protein yang dapat membanttu dalam proses petumbuhan sel dan menggantikan sel-sel yang rusak.
6.      Karbohidrat dan lemak. Dimana kedua sumber makanan ini akan menghasilkan kalori, tiap 1 gram karbohidrat akan menghasilkan 4,5 kalori sedangkan 1 gram lemak akaan menghasilkan 9 kalori.
7.      Karena nutrisi yang didapatkan dari makanan tidak akan dibakar menjadi energi sehingga akan disimpan dalam bentuk jaringan adipose.
8.      Usia, Aktivitas, Jenis Kelamin.
 
G.    Kesimpulan
Enzim adalah katalisator, yaitu senyawa yang akan membantu reaksi namun dirinya tidak ikut bereaksi. Enzim akan bekerja secara optimum pada suhu 37◦C.
Enzim akan bekerja secara optimum pada pH basa yaitu 7-8. Makanan yang mengandung Amilun akan berwarna biru saat direaksikan dengan lugol.Makanan yang mengandung Amilum akan terpecah amilumnya menjadi glukosa saat ditambahkan air liur. Dalam air liur terdapat enzim ptialain.
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Syafiq Ahmad, Setiarini Asih, dkk. 2012. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rajawali Pers
Syamsuri Istamar. 2006. Biologi SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga
 
 
 
 
 
A.    Praktikum ke : 2
B.     Judul : Enzim Katalase
C.     Tujuan : Menguji proses kerja enzim katalase yang terjadi dalam tubuh manusia
D.    Dasar Teori :
Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut sebagai salah satu katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).
Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. dalam sel enzim ini diproduksi oleh organel badam mikro peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan.
Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnya gelembung.
Bentuk reaksi kimianya adalah: 2H2O2 –> 2H2O + O2
 
E.     Pelaksanaan
1.      Waktu dan tempat
a)Hari                    : Jum’at
b)      Tanggal           : 04 April 2014
c)Tempat   : Laboratorium Biologi FKIP UMP
 
2.      Alat dan Bahan
a)      Alat :


1.      Lumpang porselin (mortar 1 sel)
2.      Rak tabung reaksi 1 buah
3.      Tabung reaksi 8 buah
4.      Pipet tetes 5 buah
5.      Pembakar spiritus
6.      Kaki tiga + kasa
7.      Corong kasa
8.      Lidi dan korek api
9.      kertas saring/ kapas
 


 
b)      Bahan :


1.      Ekstrak hati
2.      Ekstrak jantung
3.      H2O2 1%
4.      HCl 5%
5.      NaOH 5%
6.       Air suling


 
c)      Cara Kerja
1.      Buatlah ekstrak hati dengan lumping porselen sambil ditetesi air suling sedikit demi sedikit.
Saringlah dengan corong yang telah dilapisi kapas atau biarkan sampai mengendap.
2.      Beri tabel pada 8 tabung reaksi dengan :
A,B,C,D pada 4 buah tabung reaksi
1,2,3,4 pada 4 buah tabung reaksi lainnya
3.      Ekstrak hati dibagi 4 dan diidsi ke dalam tabung A,B,C,dan D.
4.      Isi tabung reaksi 1 sampai dengan 4 dengan H2O2 ± 1 cm. Tabung reaksi 1 ditetesi ekstrak hati dari tabung A sampai terjadi gelembung – gelembung gas. Tutuplah dengan jari.
5.      Bukalah tutup tabung reaksi dan segera masukkan lidi membara dan amati yang terjadi pada bara itu.
6.      Tetesilah tabung reaksi 3 dengan ekstrak hati + HCl yang berasal dari tabung reaksi B. Uji dengan lidi yang membara dan amati apa yang terjadi?
7.      Teteskanlah NaOH ke dalam tabung reaksi C, untuk membuat suasana basa.
8.      Tetesilah tabung reaksi 4 dengan ekstrak hati + NaOH yang berasal dari tabung.
9.      Panaskanlah tabung reaksi D (gunakan air mendidih).
10.  Tetesilah tabung reaksi 5 dengan ekstrak hati yang dipanaskan, yang berasal dari tabung D. Amati apa yang terjadi ?
11.  Lakukan hal yang sama pada Ekstrak Jantung.
 
F.      Hasil dan Pembahasan
1.      Hasil
Tabel 3.1         Gambar Pengamatan Ekstrak Hati dan Jantung
Pengamatan
               Hasil Pengamatan
Ekstrak Hati + H2O2
Ekstrak Hati + H2O2 + HCl
Ekstrak Hati + H2O2 +  NaOH
Ekstrak Hati dipanaskan +  H2O2
 
 
Ekstrak Jantung +  H2O2
 
Ekstrak Jantung + H2O2 + HCl
 
Ekstrak Jantung + H2O2 + NaOH
 
Ekstrak Jantung dipanaskan + H2O2
            (Sumber : Dokumentasi pribadi, 04 April 2014)
 
Tabel 3.2         Hasil Pengamatan Ekstrak Hati
 
No
 
Ekstrak Hati dan Ekstrak Jantung
Hasil Pengamatan
Gelembung
Nyala Api
1.
Ekstrak Hati + H2O2
+++
+++
2.
Ekstrak Hati + H2O2 + HCl
-
++
3.
Ekstrak Hati + H2O2 +  NaOH
-
-
4.
Ekstrak Hati dipanaskan +  H2O2
+++
+++
5.
Ekstrak Jantung +  H2O2
+
++
6.
Ekstrak Jantung + H2O2 + HCl
+
-
7.
Ekstrak Jantung + H2O2 + NaOH
-
-
8.
Ekstrak Jantung dipanaskan + H2O2
-
-
                Keterangan :


Gelembung
Nyala api
+++         :   Sangat banyak
++           :   Banyak
+              :   Ada
-           :   Tidak ada
+++         :   Api menyala
++           :   Api tambah terang
+              :   Meredup
-               :   Padam
 
 
 
 
 
 
 
 
2.      Pembahasan
 
      Berdasarkan tabel pengamatan di atas dapat ditarik beberapa konsep sebagai berikut:
a.       Gelembung yang muncul adalah gelembung oksigen, berdasarkan reaksi 2H2O2 -----> 2H2O + O2 dengan bantuan enzim katalase.
b.      Gelembung oksigen ini banyak dihasilkan jika dalam percobaan menggunakan ekstrak hati, artinya sel-sel hati banyak mengandung enzim katalase karena hati bertanggungjawab utama terhadap proses detoksifikasi (menetralkan racun). Percobaan lain dengan membandingkan ekstrak bahan lain misalnya jantung yang juga menghasilkan gelembung berarti bahan-bahan tersebut juga mengandung enzim katalase. Tetapi kadar tertinggi tetap ekstrak hati.
 
a)      Pertanyaan
1.   Mengapa H2O2 dipakai sebagai bahan percobaan untuk mengamati kerja enzim  katalase ?
2.   Mengapa reaksi berkurang jika hati + H2O dalam keadaan asam atau basa ?
3.   Apa yang terjadi bila dalam jaringan tubuh banyak tertimbun H2O2 ?
4.   Bagaimana usaha menetralkannya dalam tubuh ?
5.   Dapatkah kamu simpulkan apa peranan enzim katalase dalam tubuh !
6.   H2O2 yang terdapat dalam tubuh itu merupakan hasil proses apa ?
7.   Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keaktifan enzim katalase ?
 
b)      Jawaban
1.      Karena H2O2 adalah senyawa yang sangat reaktif dan dapat merusak sel. Oleh karena itu, H2O2 dikumpulkan dalam peroksisom kemudian didegradasi oleh enzim katalase menjadi hidrogen dan oksigen.
H2O2 H2O + ½ O2
2.      Karena enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada 7. ± kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH =  Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat). Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada. Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hinga batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada. Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat menetukan laju reaksi.
3.      Bila dalam tubuh tertimbun H2O2, sel-sel dalam tubuh terutama organ hati dapat rusak karena H2O2 bersifat racun dalam tubuh. Karena hidrogen peroksida dapat diubah menjadi radikal hidroksil yang dapat menyebabkan peroksidasi lipid pada membran sel sehingga terjadi kerusakan sel.Apabila hati rusak, maka hati tidak dapat menghasilkan enzim yang dapat menetralkan racun. Sehingga dapat terserang penyakit dan gangguan seperti :
a.    Penyakit fibrosis ginjal progresis
b.   Akatalasia, yaitu terjadinya hemolisis pada sel-sel darah merah.
c.    Vitiligo, yaitu penyakit kulit yang ditandai dengan adanya makula putih yang dapat meluas di beberapa bagian tubuh.
d.   Rambut beruban disebabkan tubuh terlalu banyak menghasilkan hidrogen peroksida. Senyawa ini menghalangi produksi melamin, yaitu pigmen yang memberikan warna bagi kulit dan rambut.
4.      Enzim katalase dihasilkan di hati. Fungsi enzim katalase adalah dapat menguraikan (menetralkan) hidrogen perioksida (H2O2) yang merupakan senyawa berbahaya bagi tubuh menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang bukan merupakan senyawa yang berbahaya. H2O2 H2O + ½ O2 
5.      Peran enzim katalase adalah dapat menguraikan hidrogen perioksida (H2O2) yang merupakan senyawa berbahaya bagi tubuh menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang bukan merupakan senyawa yang berbahaya. Kerja enzim katalase dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah derajat keasaman (pH). Enzim katalase dapat bekerja maksimal dalam pH netral yang dapat dibuktikan dengan reaksi gelembung gas dan nyala bara api.
6.      H2O2  dalam tubuh terbentuk dari proses sisa metabolisme aerob yang merupakan produk sampingan yang tidak diinginkan dan berbahaya bagi tubuh. Contohnya H2O2 dapat terbentuk dari pemecahan asam amino dan asam lemak. Hidrogen peroksida terbentuk dari oksigen yang mengalami reduksi dua elektron. Pada sistem biologi, hidrogen peroksida terbentuk dari superoksida. Dua molekul superoksida dapat bereaksi membentuk hidrogen peroksida dan oksigen 2O2- + 2H+ H2O2+ O2
7.      Dalam kerjanya, enzim katalase dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
a.       Suhu
      Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).
b.      Derajat keasaman (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH = 7, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.
c.       Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor
Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada. Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hinga batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada. Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat menetukan laju reaksi.
d.      Inhibitor enzim
Jika kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun tetap oleh inhibitor berupa zat kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi.
 
 
 
G.    KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa enzim katalase dihasilkan di hati. Fungsi enzim katalase adalah dapat menguraikan hidrogen perioksida (H2O2) yang merupakan senyawa berbahaya bagi tubuh menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang bukan merupakan senyawa yang berbahaya.
Kerja enzim katalase dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah derajat keasaman (pH). Enzim katalase dapat bekerja maksimal dalam pH netral yang dapat dibuktikan dengan reaksi gelembung gas dan nyala bara api.
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Smansa, Eddy. 2011. Percobaan Enzim Katalase. (online). (http://eddy-smansa.blogspot.com/2011/03/percobaan-enzim-katalase.html. diakses pada tanggal 06 April 2014).
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
A.    Praktikum ke: 3
B.     Judul: Respirasi Hewan
C.    Tujuan: Untuk mengetahui dan mengamati proses repirasi pada serangga.
D.    Dasar teori:
Pengertian respirasi secara umum merupakan salah satu gejala fisiologis makhluk hidup untuk memperoleh energi dengan cara pembongkaran sari makanan melalui pengambilan oksigen (O2) dan pengeluaran karbondioksida (CO2).
Pernapasan atau respirasi dapat juga dikatakan proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk hidup dengan gas yang ada di lingkungannya, maksudnya adalah menganbil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Untuk hewan yang  berukuran kecil, misalnya pada serangga, pertukaran gas dilakukan dengan menggunakan trakea,  sehingga disebut sistem pembuluh trakea.
Sistem Respirasi Serangga
Trakea adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
            Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
            Sistem pernafasan pada serangga mengenal dua sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup.
            Pada umumnya serangga akuatik kecil, luas permukaan tubuhnya lebih besar daripada volumenya, sehingga difusi O2 dapat berjalan dengan baik berhubung luas permukaan yang cukup untuk akomodasi aliran O2 dari luar tubuh. Sebaliknya pada serangga yang ukurannya lebih besar, harus dibantu dengan menggunakan kantung udara (air-sacs), yang mengumpulkan udara dengan mekanisme kontraksi, yang harus didukung oleh suatu sistem pemanfaatan energi. Contohnya pada beberapa jenis belalang yang mampu hidup di dalam air.
Sistem respirasi terbuka banyak digunakan oleh serangga-serangga darat dan beberapa jenis serangga air, sedang sistem tertutup digunakan oleh serangga air, yang tidak menggunakan spirakulum, antara lain untuk mencegah supaya jangan terjadi evapotranspirasi.
Mekanisme/cara pernapasan pada serangga (belalang) adalah sebagai berikut :
 
Nama alat pernafasan belalang adalah trakea atau sering disebut juga dengan nama corong hawa. Trakea ini mempunyai serangkaian sistem pernafasan yang membuat sistem pernafasan belalang dapat bekerja.
            Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya CO2 keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya 02 masuk ke trakea. Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 hasil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
 
 
E. Pelaksanaan Praktikum
1.      Waktu dan tempat
a)      Hari       : Jum’at
b)      Tanggal : 11 April 2014
c)      Tempat : Laboratorium Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang
 
2.      Alat dan Bahan:
a)      Alat


1.      Respirometer 1 buah
2.      Lup 1 buah
3.      Timbangan 1 buah
4.      Gelas kimia 1 buah
5.      Suntikan 1 buah
6.      Vaselin secukupnya


b)      Bahan


1.      Belalang
2.      Kecoa
3.      KOH
4.      Kapas
5.      Eosin




3.      Cara kerja:
a)      Timbang berat serangga (belalang dan kecoa).
b)      Masukkan kapas yang telah direndam dengan larutan KOH di dasar tabung
c)      Masukkan belalang pada tabung specimen pada respirometer.
d)     Tutup tabung respirometer tersebut dan oleskan Vaseline pada bagian sekitar mulut specimen untuk mencegah keluar masuknya udara dari luar.
e)      Suntikkan air yang sudah diberi Ion Eosin jangan lebih dari batas 0 (nol).
f)       Lakukan pengamatan terhadap gerakan air pada skala dengan waktu yang 0 menit, 10 menit, 20 menit, 30 menit, dan 40 menit.
g)      Tulis hasil pengamatan pada tabel
h)      Lakukan hal yang sama pada kecoa setelah pengamatan pada belalang selesai.
i)        Kemudian amatilah amatilah letak spirakel pada belalang dengan menggunakan Loupe dan amatilah apa yang terjadi pada spirakel saat inspirasi dan ekspirasi.
 
F. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
 
 
 
Gambar A.  Respirometer
Gambar B.  Sampel Belalang di dalam tabung spesimen respirometer
Gambar C.  Sampel Kecoa di dalam tabung spesimen respirometer
 (Sumber: Dokumentasi pribadi, 11 April 2014)
 
 
Tabel Hasil Pengamatan Respirasi Pada Belalang dengan Berat = 2,6 gram
No
Waktu
Penyusutan 10-3
1
0 menit
2
10 menit
0,3:10=0,03=30x 10-3ml
3
20 menit
0,58:10=0,058x10-3ml
4
30 menit
0,81:10=81x10-3ml
5
40 menit
1:10=0,1=100x10-3ml
 
Table Hasil Pengamatan Respirasi pada Kecoa dengan berat = 1,3 gram
No
Waktu
Penyusutan 10-3 ml
1
0 menit
0,63:10=0,063=63x10-3ml
2
10 menit
0,9:10=0,099=90x10-3ml
3
20 menit
100:10=0,1=100x10-3ml
4
30 menit
_
5
40     menit
 
2.  Pembahasan

Spirakel
 
 
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 11 April 2014)
 
 
Spirakel terdapat di tiap bawah ruas perut belalang. Pada saat inspirasi/masuknya udara, maka spirakel akan terbuka dan kondisi tubuh belalang akan mengembang dimana O2 kan masuk dalam tubuh. Sedangkan pada saat ekspirasi, maka spirakel akan terbuka dan kondisi tubuh belalang akan mengempis dimana CO2 dan uap air keluar dari tubuh.
 
Pertanyaan
1.      Apa fungsi KOH yang dimasukkan ke dalam respirometer ?
2.      Lakukanlah perbandingan hasil praktikum dengan kelompok lain ?
Berikan hubungan antara berat serangga dengan jumlah udara yang diperlukannya (besar kecilnya serangga dengan jumlah O2 yang diperlukannya)
Jawaban
1.      KOH berfungsi untuk mengikat karbondioksida (CO2) dari pemanasan pada hewan.
2.      Tabel perbedaan sampel serangga kelompok 2 dan kelompok 9
Sampel serangga
Perbedaan berat serangga
Kelompok 2
Kelompok 9
Belalang
2,6 gram
1,2 gram
Kecoa
1,3 gram
1,2 gram
Hasilnya adalah laju pergeseran eosin kelompok kami lebih cepat. Hali ini dipengaruhi oleh faktor berat tubuh. Semakin besar luas permukaan tubuh dan berat hewan tersebut, maka semakin besar jumlah O2 yang diperlukannya dalam respirasi.
 
G.   Kesimpulan
1.      Beleleng merupakan seranngga yang bernapas dengan menggunakan trakea.
2.      Pada belalang, udara keluar dan masuk melalui spirakel yang terletak pada ruas-ruas abdomennya.
3.      Hal-hal yang mempengaruhi respirasi antara lain: tekakan udara, suhu, besar tubuh/luas permukaan tubuh, berat tubuh dan aktivitasnya.
4.      Semakin besar hewan, maka jumlah oksigen yang dibutuhkannya semakin besar.
5.      Semakin banyak aktifitas yang dilakukan hewan, maka laju metabolisme yang terjadi dalam tubuhnya juga semakin cepat dan meningkatkan  jumlah kebutuhan oksigen.
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Anonim. 2008. Respirasi pada serangga. (http://wikipedia./respirasi-serangga/03/13/2008/). Diakses tanggal 15 April 2014
 
Anonim. 2010. Mekanisme respirasi pada serangga. (http://4share./mekanisme-respirsi-serangga/ 0908/2010). Diakses tanggal 15 April 2014
.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
A.    Praktikum ke: 4
B.     Judul: Pengamatan Gerak pada Hewan Protozoa.
C.     Tujuan paktikum: Untuk Mengenal Macam-Macam Alat Gerak pada Protozoa.
D.    Dasar Teori:
Protozoa
Kata protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop.
Penggolongan Protozoa Berdasarkan Alat Geraknya
1.      Rhizopoda (Sarcodina),alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel.
2.      Flagellata (Mastigophora),alat geraknya berupa nagel (bulu cambuk).Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.
3.      Ciliata (Ciliophora),alat gerak berupa silia (rambut getar). Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan.
Ada 4 macam gerakan silia, antara lain:
a.       Gerakan pendulum: gerakan silia pada saat menangkap mangsa atau bergerak yang antaranya garis lengkung.
b.      Gerak undulasi: gerak silia pada saat menangkap mangsa atau bergerak yang seperti gelombang (naik-turun mirip gerakan ular).
c.       Gerak fleksural: gerakan silia pada saat menangkap mangsa (bergerak dengan lentur).
d.      Gerak corong: gerakan silia pada saat menangkap mangsa dimana silianya membentuk corong).
(Drs.Suripto, Fisiologi Hewan Hal. 86-87)
 
 
4.      Sporozoa, adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni.
 
E.     Pelaksanaan Praktikum
1.      Waktu
a.    Hari             : Jum’at
b.   Tanggal       : 25 April 2014
c.    Tempat        : Lab. Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang
 
2.      Alat dan Bahan
a.       Alat:


1.      Mikroskop
2.      Kaca preparat
3.      Kaca penutup
4.      Pipet tetes
5.      Mangkok


 
b.      Bahan:
1.      Preparat air rendaman jerami
 
3.      Cara kerja:
a.       Amati sediaan protozoa yang telah disiapkan satu minggu sebelumnya.
b.      Pengamatan dilakuan dengan menggunakan mikroskop
c.       Gambarkan dan sebutkan jenis gerakan pada hewan protozoa tersebut
 
 
 
 
F.      Hasil dan Pembahasan
1.      Tabel Hasil Pengamatan Gerakan Pada Hewan Protozoa
No
Gambar Protozoa
Spesies
Jenis alat gerak
Macam gerakan
1
 

Amoeba


Amoeba
Pseudopodia
Gerak amuboid
2
 

Paramecium

Paramecium
Cilia
Gerak Cilliata
1.      Undulasi
2.      Fleksural
3.      Fleksural
4.      Corong
3
 

Euglena viridis
Euglena viridis
Flagel
Gerak Flagellata
(Sumber: dokumentasi pribadi, 25 April 2014)
 
a.       Pertanyaan:
1.      Sebutkan beberapa hewan yang ditemukan dari hasil pengamatanmu !
2.      Ada berapa macam gerakan yang ditemukan dari gerakan hewan protozoa tersebut?
3.      Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu!
 
b.      Jawaban
1.       Ada 3 spesies hewan, yaitu Amoba, Paramecium, dan Euglena viridis.
2.      Ada 3 macam, yaitu:
a)      Gerak Amuboid
b)      Gerak Ciliata yang terdiri dari gerak
1)      Pendulum: gerakan silia pada saat menangkap mangsa atau bergerak yang antaranya garis lengkung.
2)      Undulasi: gerak silia pada saat menangkap mangsa atau bergerak yang seperti gelombang (naik-turun mirip gerakan ular).
3)      Fleksural: gerakan silia pada saat menangkap mangsa (bergerak dengan lentur).
4)      Corong: gerakan silia pada saat menangkap mangsa dimana silianya membentuk corong).
c)      Gerak Flagellata
 
G.    Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, berdasarkan alat gerahewan gerak hewan protozoa antara lain adalah pseudopodia, flagel dan silia.
Gerak silia dibedakan menjadi 4, yaitu gerak pendulum, corong, undulasi dan fleksural.
Perbedaan anatara gerak silia dan gerak flagel adalah: gerak flagel kaku dan asimetris, sedangkan gerak silia lentur.
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Suripto, Ms.Drs. Fisiologi Hewan .Departemen Biologi : Penerbit ITB
Sp Afiesh. 2013. Fitoplankton yang berpengaruh terhadap warna air kolam/tambak.
 
A.    Praktikum ke: 5
B.     Judul : Mekanisme kontraksi otot
C.     Tujuan : Untuk mempelajari proses kontraksi otot
D.    Dasar Teori
Otot adalah sebuh jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya adalah kontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh. Otot merupakan jaringan hewan yang terdiri dari beberapa sel yang berkontraksi sebagai akibat implus saraf sehingga dapat menghasilkan suatu gerakan secara keseluruhan ataupun intern.
Gerak merupakan suatu ciri makhluk hidup. Pada hewan tingkat tinggi gerak merupakan aktivitas dari adanya elemen kontraktil yaitu, suatu protein yang disebut aktin atau filament halus dan myosin atau filament kasar.
Filamen aktin biasanya berhubungan dengan myosin yang mana bertanggung jawab untuk berbagai pergerakan sel. Myosin adalah prototipe dari penggerak molekuler - sebuah protein yang mengubah energi kimia dalam bentuk ATP menjadi energi gerak yang menghasilkan kekuatan dan pergerakan. Kebanyakan pergerakan umumnya adalah kontraksi otot yang memberi model untuk memahami interaksi aktin dan myosin dan aktivitas penggerak dari molekul myosin. Bagaimanapun juga, interaksi aktin dan myosin tidak hanya bertanggung jawab pada kontraksi otot tetapi juga untuk berbagai pergerakan sel non otot termasuk pembelahan sel. Sehingga interaksi diataranya memerankan peran yang penting di biologi sel. Lebih jauh, sitoskeleton aktin bertanggung jawab untuk pergerakan lambat sel menyeberangi permukaan yang terlihat digerakkan secara langsung oleh polimerisasi aktin dengan baik oleh intreaksi aktin - miosin.
 
E.     Pelaksanaan praktikum
1.      Waktu dan tempat
a.       Hari        : Jum’at
b.      Tanggal : 02 Mei 2014
c.       Tempat  : Lab. Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang
2.      Alat dan Bahan
a.       Alat


1.      Statif (2 klem)
2.      Benang
3.      Penyentrum/Listrik
4.      Stopwatch
5.      Cawan


b.      Bahan

1.      Otot betis katak lengkap dengan origo dan insersionya

2.      Larutan ringer asetat untuk katak

 

3.      Cara Kerja

a.       Lakukan pembedahan pada kaki katak, ambil otot betis lengkap dengan origo dan insersionya

b.       Sebelum dipasang otot direndam dengan larutan ringer

c.       Buatlah perangkat percobaan seperti gambar di bawah ini


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 02 Mei 2014)

 

d.      Selama percobaan jagalah agar otot jangan sampai kering dengan cara menetesinya dengan larutan ringer agar nutrisi dari otot tersebut berjalan.

e.       Sambungkanlah arus listrik dengan interval waktu sebagai berikut :

1.      1 menit sebanyak 5 kali

2.      30 detik sebanyak 5 kali

3.      1 detik sebanyak 5 kali

4.      0,5 detik sebanyak 5 kali

5.      secara terus-menerus

f.       Tuliskanlah pengamatan ke dalam bentuk tabel

g.      Rangsang otot terus-menerus sampai tidak terjadi reaksi, catatlah waktunya!

Lakukanlah hal yang sama dengan otot betis katak yang sebelahnya dengan ditambah larutan ringer

 

F.      Hasil dan Pembahasan

1.      Hasil

a.       Tabel hasil pengamatan otot betis katak tanpa ditetesi larutan ringer

Rangsang ke
                                                     Interval
1
2
3
4
5
1 menit
+
+
+
+
+
30 detik
+
+
+
+
+
1 detik
+
+
+
+
+
0,5 detik
+
+
+
+
+
Terus-menerus
-
-
-
-
-

Isi dengan tanda:        (-) bila tidak ada reaksi

                                    (+) bila ada reaksi

 

b.      Tabel hasil pengamatan otot betis katak dengan ditetesi larutan ringer

Rangsang ke
                                                     Interval
1
2
3
4
5
1 menit
+
+
+
+
+
30 detik
+
+
+
+
+
1 detik
+
+
+
+
+
0,5 detik
+
+
+
+
+
Terus-menerus
-
-
-
-
-

Isi dengan tanda:        (-) bila tidak ada reaksi

                                    (+) bila ada reaksi

2.      Pembahasan

a.       Pertanyaan

Berdasarkan pengamatanmu, apa yang terjadi bila :

1.      Otot dirangsang

2.      Otot tidak dirangsang

3.      Otot tidak dirangsang dengan selang waktu pendek

b.      Jawaban

1.      Bila otot tersebut dirangsang, maka otot akan berkontraksi

2.      Bila otot tersebut tidak dirangsang maka otot tidak akan berkontraksi (relaksasi)

3.      Maka tidak akan terjadi kontraksi

 

G.    Kesimpulan

Otot disebut sebagai alat gerak aktif karena mampu berkontraksi menggerakkan rangka dan membuat perpindahan.

Dalam mekanisme kontraksi otot diperlukan ATP (Adenosine Triphosphate) dan Kreatinphosphate untuk memperoleh energi , namun untuk membuat troponim C lancar mengatur tropomiosin diperlukan ion Ca2+ yang di distribusikan oleh saluran yang menghubungkan reticulum sarkoplasma dengan troponim C.

Jika otot mendapatkan rangsang terus menerus maka dalam kondisi itu berarti kepala myosin menempel kepada aktin secara terus menerus maka hal itu dapat menyebabkan otot mengalami kejang otot, keadaan otot pada saat itu otot dalam keadaan tegang dan kaku.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Akmalia luli . 2013 . Mekanisme kontraksi dan relaksasi otot . http://lulluakmalia.blogspot.com/2013/04/mekanisme-kontraksi-dan-relaksasi-otot.html       Diakses 9 Mei 2014

 

Nur Maidah Erika . 2012 . Mekanisme kontraksi otot . http://duniakurika.blogspot.com/2012/07/mekanisme-kontraksi-otot.html     Diakses 10 Mei 2014

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

A.    Praktikum ke: 6

B.     Judul : Mengamati pengaruh perubahan suhu terhadap hewan

C.     Tujuan : Untuk mengamati pengaruh suhu terhadap hewan

D.    Dasar Teori

Suhu sangat berpengaruh pada proses metabolisme mahluk hidup. Salah satunya adalah pernapasan atau respirasi pada hewan. Untuk hewan – hewan tertentu hanya bisa hidup pada daerah yang perubahan suhunya tidak terlalu menyolok. Demikian pula pada manusia, perubahan suhu akan menggangu proses metabolism dalam tubuh. Bila kita mengalami perubahan suhu lingkungan, biasanya kita merasa tidak enak badan atau kesehatan agak terganggu.

            TERMOREGULASI

Termoregulasi adalah proses homeostatis untuk menjaga agar suhu tubuh suatu hewan tetap berada dalam keadaan stabil atau steady state, dengan cara mengontrol dan mengatur keseimbangan antara banyaknya energi (panas) yang diprduksi (termoregulasi) dengan energi (panas) yang dilepaskan (termolisis).

Suhu tubuh hewan harus dipertahankan supaya tetap konstan, karena suhu tubuh yag konstan sangat dibutuhkan oleh hewan dikarenakan :

1.      Perubahan suhu dapat mempengaruhi konformasi protei dan aktivitas enzim. Apabila aktivitas enzim terganggu, reaksi dalam sel terganggu. Sehingga perubahan suhu dalam tubuh hewan akan mempengaruhi kecepatan reaksi metabolism dalam sel.

2.      Perubahan suhu tubuh berpengaruh terhadap energi kinetik yag dimiliki oleh setiap molekul zat serhingga peningkatan suhu tubuh akan memberikan peluang yang lebih besar kepada berbagai partikel zat untuk saling bertumbukan. Hal ini mendorong terjadinya berbagai reaksi penting dan mungkin menigkatkan kecepatannya.

 Berdasarkan pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan homoiterm. Hewan poikiloterm adalah hewan yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Hewan homoiterm suhu tubuhnya lebih stabil, hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya sehingga dapat mengatur suhu tubuh.

Suhu tubuh hewan tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi (endoderm) atau diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung secara radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi.

Radiasi adalah transfer energi secara elektromagnetik, yang tidak memerlukan medium untuk merambat dengan kecepatan cahaya.

Konduksi merupakan perpindahan/ transfer panas secara langsung antara 2 materi padat yang berhubungan langsung tanpa ada transfer panas molekul. Panas menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu yang lebih rendah.

Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas. Besarnya konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu.

Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air. Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan.

Secara umum laju pertukaran panas kedalam dan keluar tubuh hewan tergantung pada :

1.      Luas permukaan tubuh

2.      Perbedaan suhu, makin kecil perbedaan suhu tubuh hewan dengan suhu lingkungan akan memperkecil proses pertukaran panas.

3.      Konuktan spesifik = C (wet thermal conductance)

Pada hewan pioikiloterm, jaringan permukaan tubuhnya merupakan daerah konduksi panas yang tinggi, sehingga akan memiliki suhu tubuh yang sama dengan lingkungannya.

Pada hewan homoioterm, pada umumnya akan memperkecil konduksi panas dengan terdapatnya lapisan lemak/bulu/rambut pada permukaan tubuhnya yang berperan sebagai isolator. 

 

E.     Pelaksanaan praktikum

1.      Waktu dan tempat

a.       Hari    : Jum’at

b.      Tanggal: 09 Mei 2014

c.       Tempat: Lab.Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang

 

2.      Alat dan Bahan

a.       Alat

1.      Bejana kaca yang cukup besar untuk seekor ikan. Bisa digunakan tempat sebuah kue dari gelas.

2.      Sebuah thermometer dan sebuah erloji atau stopwatch.

3.      Sebuah mangkuk besar

b.      Bahan

1.      Ikan Mas

2.      Beberapa blok es batu secukupnya

 

3.      Cara kerja

a.       Isilah bejana kaca dengan air yang jernih hingga hampir penuh. Masukkanlah ikan emas itu kedalam bejana kaca. Kemudian masukkan juga thermometer ke dalam bejana kaca tersebut sedemikian rupa hingga pembacaan petunjuk thermometer bisa dilakukan cukup enak dan jelas.

b.      Dalam keadaan ini kita catat penunjukkan suhu dengan seksama. Kemudian kita hitung beberapa kali insang ikan emas itu bergerak buka-tutup setiap menitnya. Catatlah data ini. Amatilah an hitung beberapa kali untung memperoleh harga rata-rata.

c.       Sekarang masukkanlah bejana kaca itu ke dalam mangkuk yang berisi balok es btu. Lakukanlah itu sedemikian rupa hingga perubahan suhu mendadak dan merata pad seluruh air dalam bejana itu.

d.      Segera catat perubahan  suhu yang terjadi. Kemudian hitung lagi gerakkan buka-tutup insang setiap menitnya. Catat data ini dan lakukan sedikitnya tiga kali. Gerak buka-tutup insang menunjukkan kegiatan respirasi ikan emas tersebut.

e.       Gantilah air dalam bejana kaca itu dengan air jernih lain yang berbeda suhunya, gunakan air yang lebih hangat dari air sebelumnya. Kemudian lakukanlah pengamatan seperti 1,2,3 dan 4 diatas. Bandingkan hasilnya dengan pengamatan sebelumnya.

f.       Tidak semua ikan sama laju gerak insangnya, dengan kata lain tidak semua ikan kemampuann respirasinya sama. Lakukan percobaan ini untuk ikan yang lebih besar atau lebih kecil, atau juga untuk ikan jenis lainnya.

g.      Gambar situasi percobaan ini bisa dilihat pada gambar

 

F.      Hasil dan Pembahasan

1.      Hasil

Tabel Hasil Pengamatan Ikan dalam Air Biasa

a.       suhu air biasa   : 25 C

b.      panjang ikan    : 20 cm

c.       berat ikan        : 230 gram

Panjang Ikan(cm)
Berat Ikan (gr)
Ikan Ke
Gerak buka tutup insang ( X )
Rata-rata (X)
1
2
3
4
5
 
230
1
89
100
115
120
90
102,8
 
220
2
98
80
46
41
39
60,8

 

 

Tabel Hasil Pengamatan Ikan dalam Air Dingin/Es

a.       suhu air biasa   : 19 C

b.      panjang ikan    : 20 cm

c.       berat ikan        : 200 gram

Panjang Ikan(cm)
Berat Ikan (gr)
Ikan Ke
Gerak buka tutup insang ( X )
Rata-rata (X)
1
2
3
4
5
 
200
1
106
100
44
20
10
86
 
230
2
90
100
74
62
53
75,8

 

Tabel Hasil Pengamatan Ikan dalam Air Hangat

a.       suhu air biasa   : 40 C

b.      panjang ikan    : 20 cm

c.       berat ikan        : 190 gram

Panjang Ikan(cm)
Berat Ikan (gr)
Ikan Ke
Gerak buka tutup insang ( X )
Rata-rata (X)
1
2
3
4
5
 
190
1
21
60
48
45
46
40
 
230
2
75
89
67
65
63
67,8

 

2.      Pembahasan

a.       Pertanyaan

1.      Bagaimana perubahan gerakkan insang terhadap perubahan suhu? bagaimana hubungannya dengan proses-proses metabolisme di dalam tubuh hewan (ikan)?

2.      Bagaimana dengan jenis ikan yang lain dan ikan-ikan yang lebih besar? Apa hubungan antara ukuran ikan dengan kegiatan respirasi?

3.      Dari percobaan ini dapatkah anda menentukan perubahan suhu terbesar (maksimum) yang masih diperbolehkan pada suatu jenis ikan agar ikan tidak banyak mengalami gangguan metabolisme?

4.      Buatlah suatu kesimpulan apakah lingkungan suhu yang baik untuk pertumbuhan ikan?

 

 

b.      Jawaban

1.      Gerakan insang berbanding terbalik dengan suhu yaitu apabila  ikan yang di tempatkan di air yang  suhunya lebih rendah, maka pergerakan operkulum pada insang akan lebih cepat bila di bandingkan dengan ikan yang di tempatkan di air yang suhunya normal maupun suhu tinggi atau panas.

2.      Ikan yang berukuran besar maka pergerakan operkulum pada insang akan lebih cepat , hubungannya adalah semakin besar ukuran tubuh ikan maka semakin banyak oksigen yang di perlukan dan semakin cepat dia melakukan respirasi

3.      Untuk melakukan proses metabolisme yang baik yaitu pada air yang suhunya dalam keadaan normal, yaitu pada suhu 30C. Di situlah ikan akan melakukan proses metabolisme dengan baik.

 

G.    Kesimpulan

Operkulum ikan akan bergerak berbanding terbalik dengan suhu, dimana gerakannya akan semakin cepat bila suhu lebih rendah.

Lingkungan suhu yang baik untuk pertumbuhan ikan yaitu pada suhu yang normal yaitu 30 0C , pada suhu normal tersebut ikan akan dapat melakukan metabolisme dengan baik tanpa ada gangguan.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Isnaeni wiwi . 2006 . Fisiologi Hewan . Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Suripto, Ms.Drs. Fisiologi Hewan .Departemen Biologi : Penerbit ITB

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar