A. Praktikum ke : 1
B. Judul
: Makanan dan alat- alat pencernaan
C. Tujuan
: Untuk mengenal dan mempelajari sistem pencernaan dan alat –alat pencernaan
D. Dasar
Teori :
Makanan dalam bentuk makomolekul
yang masuk ke dalam tubuh akan terpecah menjadi mikromolekkol dan dapat diserap
oleh tubuh dalam proses pencernaan. Proses pencernaan dimulai dari mulut, makanan
dicerna secara mekanis oleh gigi dan secara kimia oleh air liur yang mengandung
enzim ptialin. Enzim ptyalin berfungsi mencerna/memecah amilum/pati menjadi
glukosa.
Karbohidrat
Karbohidrat
adalah segolongan besar senyawa organik
yang memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup,
terutama sebagai bahan bakar
(misalnya glukosa),
cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan
dan glikogen
pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa
pada tumbuhan, kitin
pada hewan
dan jamur).
Pada proses fotosintesis,
tetumbuhan hijau
mengubah karbon dioksida
menjadi karbohidrat.
Bentuk molekul
karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula
sederhana yang disebut monosakarida,
misalnya glukosa, galaktosa,
dan fruktosa.
Selain monosakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida
(rangkaian beberapa monosakarida). Dan karbohidrat merupakan polimer
yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang
serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida,
misalnya pati, kitin, dan selulosa.
Enzim Ptialin
(amilase saliva)
Ptialin
merupakan protein yang berada di dalam air liur. Ptialin dapat membantu proses
pencernaan makanan dengan memecah pati menjadi potongan-potongan gula yang
larut air.
Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer
asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Protein
merupakan salah satu dari biomolekul
raksasa, selain polisakarida,
lipid, dan polinukleotida,
yang merupakan penyusun utama makhluk hidup.
Selain itu, protein merupakan salah satu molekul
yang paling banyak diteliti dalam biokimia.
Lemak (Lipid)
Beberapa fungsi lipid adalah :
1. Menjadi
cadangan energi
2. Lemak
mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel
yang berkaitan dengan karbohidrat
dan protein
demi menjalankan aliran air,
ion
dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel.
3. Menopang
fungsi senyawa organik
sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid hormon
dan kelenjar empedu.
4. Menjadi
suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis
5. Berfungsi
sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari
suhu luar yang kurang bersahabat.
E. Pelaksanaan
Praktikum :
1. Waktu
dan tempat
a) Hari : Jum’at
b) Tanggal : 28 maret 2014
c) Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UMP
2. Alat
dan Bahan
a)Alat
:
1. Tabung
reaksi
2. Rak
tabung reaksi
3. Pipet
tetes
4. Gelas
piala
5. Indikator
universal
6. Penjepit
tabung reaksi
7. Pembakar
spiritus
8. Kertas
tik
9. Corong
b) Bahan
:
1. Air
liur
2. Lar.Benediot/Lar.
Fehling A+B
3. Larutan
biuret
4. Larutan
kanji
5. Telur
6. Mentega/minyak
kelapa
7. Nasi
8. Pisang
9. Roti
10. NaOH
1%
11. HCl
3,5%
3. Cara
Kerja
a) Tuangkan
larutan kanji ke dalam tabung reaksi masing-masing 1 ml. Berilah label a dan b
pada masing- masing tabung reaksi.
b) Ke
dalam b tuangkan air liur ± 1 ml, kocok dan biarkan selama 5 menit.
c) Masukkan
ke dalam tabung a dan b masing- masing 3 tetes lar. benedoit, kemudian
panaskan. Bagaimana hasilnya? Catat dalam tabel yang tersedia.
d) Sekarang
selidiki apakah air liur juga bekerja pada pencernaan protein dan lemak.
Lakukan seperti pada langkah 1 s.d. 3, tetapi juga gunakan putih telur untuk
protein dan mentega untuk lemak. Ingat, indicator untuk protein adalah larutan
biuret, sedangkan lemak dapat diuji dengan menggunakan kertas tik. Sekarang
selidiki pada pH berupa enzim bekerja secara optimum
e) Sediakan
2 tabung reaksi masing-masing diisi dengan 2 ml larutan kanji
f) Ke
dalam tabung g tambahkan 3 tetes HCl
3,5% dank e dalam tabung h basa KOH atau NaOH 1% dan gunakan tabung b sebagai
pembanding
g) Tambahkan
ke dalam tabung g dan h masing-masing 1 ml air liur, kemudian kocok hingga
merata dan biarkan selama 5 menit
h) Ujilah
dengan larutan benedoit serta catat hasilnya pada tabel
G: kanji + Air liur + campuran larutan Benedoit
dipanaskan warna ………………
H: kanji + NaOH + air liur + Larutan Benedoit
dipanaskan
warna……………….
F. Hasil
dan Pembahasan
1. Hasil
Tabel Hasil Pengamatan
Tabung
|
Bahan
dan perlakuan
|
Warna
|
Hasil
(+)
|
Hasil
(-)
|
A
|
Kanji
+ larutan benedoit
|
Biru
|
+
|
|
B
|
Kanji
+ air liur + larutan benedoit
|
Kuning
|
|
-
|
C
|
Putih
telur + larutan benedoit
|
biru
|
+
|
|
D
|
Putih
telur + air liur + larutan benedoit
|
Ungu
|
+
|
|
E
|
Mentega
dioleskan pada kertas tik
|
Transparan
|
|
|
F
|
Mentega
+ ait liur dan dioleskan pada kertas tik
|
Transparan
|
|
|
G
|
Kanji
+ NaOH + larutan benedoit
|
biru
|
|
-
|
H
|
Kanji
+ NaOH + air liur + larutan benedoit
|
biru
|
|
-
|
2. Pembahasan
a) Pertanyaan:
1. Dari
hasil pengamatan, apakah fungsi air liur ?
2. Enzim
apakah yang terdapat di dalam air liur ?
3. Apakah
enzim yang terdapat di dalam air liur dapat bekerja terhadap protein dan lemak
? Jelaskan ?
4. Apakah
yang dapat kamu simpulkan dari jawaban pertanyaan no 1-3 ?
5. Apakah
dalam percobaan menyelidiki pH enzim, penambahan HCl atau NaOH lebih dahulu
daripada air liur ?
6. Pada
pH berapakah enzim yang terdapat dalam air liur bekerja secara efektif ?
7. Dari
pernyataan no.5 dan 6 kesimpula apakah yang dapat kamu peroleh ?
8. Apakah
suhu berpengaruh terhadap kerja enzim? (dalam air liur) bagaimana cara
menyelidikinya?
9. Dari
kegiatan-kegiatan yang telah kamu lakukan, apakah kesimpulan tentang
sifat-sifat enzim?
b) Jawaban
1. air liur/kelenjar saliva berfungsi
sebagai pemecah amilum menjadi glukosa karena di dalam air liur terdapat enzim ptyalin.
2. enzim ptyalin
3. tidak, karena enzim ptyalin hanya
bekerja pada amilum. Pada uji benedic hanya akan menguji amilum yang telah
terpecah menjadi glukosa. Sedangkan lugol menguji amilum.
4. enzim ptyalin bekerja spesifik pada
amilum
5. iya,
penambahan HCl atau NaOH lebih dahulu daripada air liur. karena jika air liur di campur
terlebih dahulu maka akan terjadi reaksi antara air liur dan bahan makanan,
oleh karena itu pada pengerjaannya tidak boleh terbalik harus penempatan NaOH
atau HCL terlebih dahulu sehingga tidak terjadi dalam kesalahan dalam penelitian
(pengamatan). NaOH digambarkan sebagai kondisi basa, sedangkan HCl digambarkan
sebagai kondisi asam.
6. Yaitu 7-8 pH asam yang dapat bekerja optimal dalam
tubuh
7. Kesimpulannya yaitu, keteraturan
kerja enzim akan bekerja secara optimum pada pH basa yaitu 7-8
8. Ya, caranya yaitu dengan memanaskan
air liur. Maka pada saat mereaksikan air liur yang telah dipanaskan dengan
bahan makanan dan reagent penguji, maka hasilnya akan lain karena bahan makanan
tidak terpecah molekul kompleksnya.
9. Kesimpulannya, enzim ptyalin
merupakan pemecah amilum menjadi glukosa dan
enzim ini bekerja secara spesifik. Enzim dapat bekerja efektif dalam
tubuh dengan keadaan suhu yang sesuai
yaitu 36-37◦C dan pH 7-8.
Kegiatan II
1. Sediakan
tabung reaksi untuk uji amilum,glukosa dan protein. Untuk uji amilum dan
protein dapat juga digunakan.
2. Hancurkan
bahan makanan yang akan diuji dengan menggunakan mortar. Kemudian beri sedikit
air dan aduklah hingga terbentuk larutan.
3. Isilah
tabung reaksi masing-masing dengan larutan bahan makanan setinggi ± 1 cm (bila
menggunakan pipet tetes cukup 3 tetes larutan) sedikitnya dengan menggunakan
indikator:
a. Lugol
: tetesilah bahan makanan dengan 1 dan 2 tetes larutan lugol, amati perubahan
warna yang terjadi
b. Fehling
: tetesi lrutan bahan makanan dengan 5 tetes Fehling B, lalu kocok, keemudian
dipanaskan langsung diatas api selama 1 menit
c. Biuret
: tetesi lrutan bahan makanan dengan 3 tetes CuSO4 1% dan 3 tetes
NaOH 10%, lalu kocok/aduk, amati perubahan yang terjadi
d. Ujilah
kandungan bahan makanan tadi dengan cara mengoleskannya pada kertas tik dan
keringkan
e. Tuliskalah
hasil pengamatan anda pada tabel yang tersedia
Jenis
tabung
|
Reaksi/perubahan
warna
|
Noda
amilum⁰
|
Hasil
uji makanan⁰⁰
|
|||||
Lugol
|
Kertas
Tik
|
Biuret
|
Amilum
|
Glukosa
|
Protein
|
Lemak
|
||
Minyak
kelapa
|
Kuning
|
Transparan
|
Kuning
|
Transparan
|
-
|
-
|
-
|
+
|
Mentega
|
Kuning
|
Transparan
|
Kuning
|
Transparan
|
-
|
-
|
-
|
+
|
Tepung
kanji
|
Biru
|
-
|
Biru
|
Tidak
|
+
|
-
|
-
|
-
|
Putih
telur
|
Kuning
|
-
|
Ungu
|
Tidak
|
-
|
-
|
+
|
-
|
⁰ diisi
transparan
⁰⁰ diisi tanda (+) bila hasilnya
positif,tanda (-) bila hasinya negatif
Berdasarkan
pengamatan diatas, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
1. Dari
hasil kegiatan di atas di atas, bahan makanan manakah yang lengkap kandungan
makanannya
2. bahan
makanan manakah yang dianggap sebagai sumber protein?
3. bahan
makanan manakah yang merupakan sumber karbohidrat?
4. bagaimanakah
pendapatmu mengenai zat-zat makanan yang terkandung dalam berbagai bahan
makanan berdasarkan data diatas ?
5. jenis
makanan manakah yang baik untuk anak dalam masa pertumbuhan ?
6. bagi
pekerja yang menggunakan tenaga fisik, bahan makanan manakah yang sangat
diperlukan ?
7. mengapa
orang yang kurang bergerak cenderung menjadi gemuk?
8. jadi
bahan makanan yang diperlukan tergantung pada apa saja ?
Jawaban:
1. Putih
telur
2. Putih
Telur
3. Tepung
Kanji
4. Zat
– zat makanan tersebut mengandung karbohidrat (tepung kanji), protein (putih
telur) dan lemak (minyak dan mentega).
5. Putih
telur, karena mengandung protein yang dapat membanttu dalam proses petumbuhan
sel dan menggantikan sel-sel yang rusak.
6. Karbohidrat
dan lemak. Dimana kedua sumber makanan ini akan menghasilkan kalori, tiap 1
gram karbohidrat akan menghasilkan 4,5 kalori sedangkan 1 gram lemak akaan
menghasilkan 9 kalori.
7. Karena
nutrisi yang didapatkan dari makanan tidak akan dibakar menjadi energi sehingga
akan disimpan dalam bentuk jaringan adipose.
8. Usia,
Aktivitas, Jenis Kelamin.
G. Kesimpulan
Enzim adalah katalisator, yaitu senyawa yang
akan membantu reaksi namun dirinya tidak ikut bereaksi. Enzim akan bekerja secara optimum pada suhu 37◦C.
Enzim akan bekerja secara optimum pada pH
basa yaitu 7-8.
Makanan yang mengandung Amilun
akan berwarna biru saat direaksikan dengan lugol.Makanan yang mengandung Amilum
akan terpecah amilumnya menjadi glukosa saat ditambahkan air liur. Dalam air liur terdapat enzim ptialain.
DAFTAR
PUSTAKA
Syafiq
Ahmad, Setiarini Asih, dkk. 2012. Gizi
dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rajawali Pers
Syamsuri
Istamar. 2006. Biologi SMA Kelas XII. Jakarta
: Erlangga
A. Praktikum ke : 2
B. Judul
: Enzim Katalase
C. Tujuan
: Menguji proses kerja enzim katalase yang terjadi dalam tubuh manusia
D. Dasar
Teori :
Enzim
adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup.
Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu
enzim disebut sebagai salah satu katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim
dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein.
Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus
prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan
organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).
Enzim
adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. dalam sel enzim ini
diproduksi oleh organel badam mikro peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah
menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang
terbentuk pada proses pencernaan makanan.
Senyawa
ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan
bersifat racun dalam tubuh.
Senyawa
peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak
berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2)
menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan
timbulnya gelembung.
Bentuk
reaksi kimianya adalah: 2H2O2 –> 2H2O + O2
E. Pelaksanaan
1. Waktu
dan tempat
a)Hari : Jum’at
b) Tanggal : 04 April 2014
c)Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UMP
2. Alat
dan Bahan
a) Alat
:
1. Lumpang
porselin (mortar 1 sel)
2. Rak
tabung reaksi 1 buah
3. Tabung
reaksi 8 buah
4. Pipet
tetes 5 buah
5. Pembakar
spiritus
6. Kaki
tiga + kasa
7. Corong
kasa
8. Lidi
dan korek api
9. kertas
saring/ kapas
b) Bahan
:
1. Ekstrak
hati
2. Ekstrak
jantung
3. H2O2
1%
4. HCl
5%
5. NaOH
5%
6. Air suling
c) Cara
Kerja
1. Buatlah
ekstrak hati dengan lumping porselen sambil ditetesi air suling sedikit demi
sedikit.
Saringlah dengan corong yang telah dilapisi kapas
atau biarkan sampai mengendap.
2. Beri
tabel pada 8 tabung reaksi dengan :
A,B,C,D pada 4 buah tabung reaksi
1,2,3,4 pada 4 buah tabung reaksi
lainnya
3. Ekstrak
hati dibagi 4 dan diidsi ke dalam tabung A,B,C,dan D.
4. Isi
tabung reaksi 1 sampai dengan 4 dengan H2O2 ± 1 cm.
Tabung reaksi 1 ditetesi ekstrak hati dari tabung A sampai terjadi gelembung –
gelembung gas. Tutuplah dengan jari.
5. Bukalah
tutup tabung reaksi dan segera masukkan lidi membara dan amati yang terjadi
pada bara itu.
6. Tetesilah
tabung reaksi 3 dengan ekstrak hati + HCl yang berasal dari tabung reaksi B.
Uji dengan lidi yang membara dan amati apa yang terjadi?
7. Teteskanlah
NaOH ke dalam tabung reaksi C, untuk membuat suasana basa.
8. Tetesilah
tabung reaksi 4 dengan ekstrak hati + NaOH yang berasal dari tabung.
9. Panaskanlah
tabung reaksi D (gunakan air mendidih).
10. Tetesilah
tabung reaksi 5 dengan ekstrak hati yang dipanaskan, yang berasal dari tabung
D. Amati apa yang terjadi ?
11. Lakukan
hal yang sama pada Ekstrak Jantung.
F. Hasil
dan Pembahasan
1. Hasil
Tabel
3.1 Gambar Pengamatan Ekstrak Hati
dan Jantung
Pengamatan
|
Hasil Pengamatan
|
Ekstrak
Hati + H2O2
|
|
Ekstrak
Hati + H2O2 + HCl
|
|
Ekstrak
Hati + H2O2 +
NaOH
|
|
Ekstrak
Hati dipanaskan + H2O2
|
|
Ekstrak
Jantung + H2O2
|
|
Ekstrak
Jantung + H2O2 + HCl
|
|
Ekstrak
Jantung + H2O2 + NaOH
|
|
Ekstrak
Jantung dipanaskan + H2O2
|
|
(Sumber
: Dokumentasi pribadi, 04 April 2014)
Tabel
3.2 Hasil Pengamatan Ekstrak Hati
No
|
Ekstrak
Hati dan Ekstrak Jantung
|
Hasil
Pengamatan
|
|
Gelembung
|
Nyala
Api
|
||
1.
|
Ekstrak
Hati + H2O2
|
+++
|
+++
|
2.
|
Ekstrak
Hati + H2O2 + HCl
|
-
|
++
|
3.
|
Ekstrak
Hati + H2O2 +
NaOH
|
-
|
-
|
4.
|
Ekstrak
Hati dipanaskan + H2O2
|
+++
|
+++
|
5.
|
Ekstrak
Jantung + H2O2
|
+
|
++
|
6.
|
Ekstrak
Jantung + H2O2 + HCl
|
+
|
-
|
7.
|
Ekstrak
Jantung + H2O2 + NaOH
|
-
|
-
|
8.
|
Ekstrak Jantung dipanaskan + H2O2
|
-
|
-
|
Keterangan :
Gelembung
|
Nyala api
|
+++
: Sangat banyak
++ :
Banyak
+ : Ada
- :
Tidak ada
|
+++ :
Api menyala
++ :
Api tambah terang
+ : Meredup
- : Padam
|
2. Pembahasan
Berdasarkan
tabel pengamatan di atas dapat ditarik beberapa konsep sebagai berikut:
a. Gelembung
yang muncul adalah gelembung oksigen, berdasarkan reaksi 2H2O2
-----> 2H2O + O2 dengan bantuan enzim katalase.
b. Gelembung
oksigen ini banyak dihasilkan jika dalam percobaan menggunakan ekstrak hati,
artinya sel-sel hati banyak mengandung enzim katalase karena hati
bertanggungjawab utama terhadap proses detoksifikasi (menetralkan racun).
Percobaan lain dengan membandingkan ekstrak bahan lain misalnya jantung yang
juga menghasilkan gelembung berarti bahan-bahan tersebut juga mengandung enzim
katalase. Tetapi kadar tertinggi tetap ekstrak hati.
a) Pertanyaan
1. Mengapa
H2O2 dipakai sebagai bahan percobaan untuk mengamati kerja
enzim katalase ?
2. Mengapa
reaksi berkurang jika hati + H2O dalam keadaan asam atau basa ?
3. Apa
yang terjadi bila dalam jaringan tubuh banyak tertimbun H2O2
?
4. Bagaimana
usaha menetralkannya dalam tubuh ?
5. Dapatkah
kamu simpulkan apa peranan enzim katalase dalam tubuh !
6. H2O2
yang terdapat dalam tubuh itu merupakan hasil proses apa ?
7. Faktor-faktor
apakah yang mempengaruhi keaktifan enzim katalase ?
b) Jawaban
1. Karena
H2O2 adalah senyawa yang sangat reaktif dan dapat merusak
sel. Oleh karena itu, H2O2 dikumpulkan dalam peroksisom
kemudian didegradasi oleh enzim katalase menjadi hidrogen dan oksigen.
H2O2 H2O + ½ O2
H2O2 H2O + ½ O2
2. Karena
enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat.
Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada 7. ±
kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH =
Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan
aktivitas enzim dengan cepat). Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam
keadaan konstan serta jumlah substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding
dengan jumlah enzim yang ada. Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan
konstan, maka reaksi awal hinga batas tertentu sebanding dengan substrat yang
ada. Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi
substrat dapat menetukan laju reaksi.
3. Bila
dalam tubuh tertimbun H2O2, sel-sel dalam tubuh terutama
organ hati dapat rusak karena H2O2 bersifat racun dalam
tubuh. Karena hidrogen peroksida dapat diubah menjadi radikal hidroksil yang
dapat menyebabkan peroksidasi lipid pada membran sel sehingga terjadi kerusakan
sel.Apabila hati rusak, maka hati tidak dapat menghasilkan enzim yang dapat menetralkan
racun. Sehingga dapat terserang penyakit dan gangguan seperti :
a. Penyakit
fibrosis ginjal progresis
b. Akatalasia,
yaitu terjadinya hemolisis pada sel-sel darah merah.
c. Vitiligo,
yaitu penyakit kulit yang ditandai dengan adanya makula putih yang dapat meluas
di beberapa bagian tubuh.
d. Rambut
beruban disebabkan tubuh terlalu banyak menghasilkan hidrogen peroksida.
Senyawa ini menghalangi produksi melamin, yaitu pigmen yang memberikan warna
bagi kulit dan rambut.
4. Enzim
katalase dihasilkan di hati. Fungsi enzim katalase adalah dapat menguraikan
(menetralkan) hidrogen perioksida (H2O2) yang merupakan
senyawa berbahaya bagi tubuh menjadi air (H2O) dan oksigen (O2)
yang bukan merupakan senyawa yang berbahaya. H2O2 H2O
+ ½ O2
5. Peran
enzim katalase adalah dapat menguraikan hidrogen perioksida (H2O2)
yang merupakan senyawa berbahaya bagi tubuh menjadi air (H2O) dan
oksigen (O2) yang bukan merupakan senyawa yang berbahaya. Kerja
enzim katalase dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah derajat
keasaman (pH). Enzim katalase dapat bekerja maksimal dalam pH netral yang dapat
dibuktikan dengan reaksi gelembung gas dan nyala bara api.
6. H2O2
dalam tubuh terbentuk dari
proses sisa metabolisme aerob yang merupakan produk sampingan yang tidak
diinginkan dan berbahaya bagi tubuh. Contohnya H2O2 dapat
terbentuk dari pemecahan asam amino dan asam lemak. Hidrogen peroksida
terbentuk dari oksigen yang mengalami reduksi dua elektron. Pada sistem
biologi, hidrogen peroksida terbentuk dari superoksida. Dua molekul superoksida
dapat bereaksi membentuk hidrogen peroksida dan oksigen 2O2- + 2H+ H2O2+
O2
7. Dalam
kerjanya, enzim katalase dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut
:
a. Suhu
Enzim
menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan mengental
atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).
b. Derajat keasaman (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika
diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja
paling efektif pada kisaran pH = 7, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan
penurunan aktivitas enzim dengan cepat.
c. Konsentrasi enzim,
substrat, dan kofaktor
Jika pH dan suhu suatu sistem enzim
dalam keadaan konstan serta jumlah substrat berlebihan, maka laju reaksi
sebanding dengan jumlah enzim yang ada. Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim
dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hinga batas tertentu sebanding dengan
substrat yang ada. Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka
konsentrasi substrat dapat menetukan laju reaksi.
d. Inhibitor enzim
Jika kerja enzim dapat dihambat,
baik bersifat sementara maupun tetap oleh inhibitor berupa zat kimia tertentu.
Pada konsentrasi substrat yang rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap
laju reaksi.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa enzim katalase dihasilkan di hati. Fungsi
enzim katalase adalah dapat menguraikan hidrogen perioksida (H2O2)
yang merupakan senyawa berbahaya bagi tubuh menjadi air (H2O) dan
oksigen (O2) yang bukan merupakan senyawa yang berbahaya.
Kerja enzim katalase dipengaruhi
oleh beberapa faktor, salah satunya adalah derajat keasaman (pH). Enzim
katalase dapat bekerja maksimal dalam pH netral yang dapat dibuktikan dengan
reaksi gelembung gas dan nyala bara api.
DAFTAR PUSTAKA
Smansa, Eddy. 2011. Percobaan Enzim Katalase. (online). (http://eddy-smansa.blogspot.com/2011/03/percobaan-enzim-katalase.html.
diakses pada tanggal 06 April 2014).
A. Praktikum ke: 3
B.
Judul: Respirasi Hewan
C.
Tujuan: Untuk mengetahui dan mengamati proses repirasi pada serangga.
D.
Dasar teori:
Pengertian respirasi secara umum merupakan salah satu gejala
fisiologis makhluk hidup untuk memperoleh energi dengan cara pembongkaran sari
makanan melalui pengambilan oksigen (O2) dan pengeluaran
karbondioksida (CO2).
Pernapasan atau respirasi dapat juga dikatakan proses
pertukaran gas yang berasal dari makhluk hidup dengan gas yang ada di
lingkungannya, maksudnya adalah menganbil oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida. Untuk hewan yang berukuran
kecil,
misalnya pada serangga, pertukaran gas dilakukan dengan menggunakan trakea,
sehingga disebut sistem pembuluh trakea.
Sistem Respirasi Serangga
Trakea
adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya.
Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar
(eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris
yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh.
Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan
menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka
selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen
dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju
pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi
cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan
dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan
dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara
trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan
kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Sistem
pernafasan pada serangga mengenal dua sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem
tertutup.
Pada
umumnya serangga akuatik kecil, luas permukaan tubuhnya lebih besar daripada
volumenya, sehingga difusi O2 dapat berjalan dengan baik berhubung luas
permukaan yang cukup untuk akomodasi aliran O2 dari luar tubuh. Sebaliknya pada
serangga yang ukurannya lebih besar, harus dibantu dengan menggunakan kantung
udara (air-sacs), yang mengumpulkan udara dengan mekanisme kontraksi, yang
harus didukung oleh suatu sistem pemanfaatan energi. Contohnya pada beberapa
jenis belalang yang mampu hidup di dalam air.
Sistem respirasi terbuka banyak digunakan oleh
serangga-serangga darat dan beberapa jenis serangga air, sedang sistem tertutup
digunakan oleh serangga air, yang tidak menggunakan spirakulum, antara lain
untuk mencegah supaya jangan terjadi evapotranspirasi.
Mekanisme/cara pernapasan pada
serangga (belalang) adalah sebagai berikut :
Nama alat pernafasan belalang adalah trakea atau sering
disebut juga dengan nama corong hawa. Trakea ini mempunyai serangkaian
sistem pernafasan yang membuat sistem pernafasan belalang dapat bekerja.
Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya CO2 keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya 02 masuk ke trakea. Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 hasil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya CO2 keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya 02 masuk ke trakea. Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 hasil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
E. Pelaksanaan Praktikum
1.
Waktu dan tempat
a)
Hari : Jum’at
b)
Tanggal : 11 April 2014
c)
Tempat : Laboratorium
Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang
2.
Alat dan Bahan:
a) Alat
1.
Respirometer 1 buah
2.
Lup 1 buah
3.
Timbangan 1 buah
4.
Gelas kimia 1 buah
5.
Suntikan 1 buah
6.
Vaselin secukupnya
b) Bahan
1.
Belalang
2.
Kecoa
3.
KOH
4.
Kapas
5.
Eosin
3. Cara kerja:
a) Timbang berat serangga (belalang dan
kecoa).
b) Masukkan kapas yang telah direndam
dengan larutan KOH di dasar tabung
c) Masukkan belalang pada tabung
specimen pada respirometer.
d) Tutup tabung respirometer tersebut
dan oleskan Vaseline pada bagian sekitar mulut specimen untuk mencegah keluar
masuknya udara dari luar.
e) Suntikkan air yang sudah diberi Ion
Eosin jangan lebih dari batas 0 (nol).
f) Lakukan pengamatan terhadap gerakan
air pada skala dengan waktu yang 0 menit, 10 menit, 20 menit, 30 menit, dan 40
menit.
g) Tulis hasil pengamatan pada tabel
h) Lakukan hal yang sama pada kecoa
setelah pengamatan pada belalang selesai.
i)
Kemudian amatilah amatilah letak spirakel pada belalang
dengan menggunakan Loupe dan amatilah apa yang terjadi pada spirakel saat
inspirasi dan ekspirasi.
F. Hasil
dan Pembahasan
1. Hasil
Gambar
A. Respirometer
|
|
|
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 11 April 2014)
Tabel
Hasil Pengamatan Respirasi Pada Belalang dengan Berat = 2,6 gram
No
|
Waktu
|
Penyusutan 10-3
|
1
|
0 menit
|
|
2
|
10 menit
|
0,3:10=0,03=30x 10-3ml
|
3
|
20 menit
|
0,58:10=0,058x10-3ml
|
4
|
30 menit
|
0,81:10=81x10-3ml
|
5
|
40 menit
|
1:10=0,1=100x10-3ml
|
Table Hasil Pengamatan Respirasi pada Kecoa dengan berat =
1,3 gram
No
|
Waktu
|
Penyusutan 10-3 ml
|
1
|
0 menit
|
0,63:10=0,063=63x10-3ml
|
2
|
10 menit
|
0,9:10=0,099=90x10-3ml
|
3
|
20 menit
|
100:10=0,1=100x10-3ml
|
4
|
30 menit
|
_
|
5
|
40 menit
|
2.
Pembahasan
|
(Sumber:
Dokumentasi pribadi, 11 April 2014)
Spirakel terdapat di tiap bawah
ruas perut belalang. Pada saat inspirasi/masuknya udara, maka spirakel akan
terbuka dan kondisi tubuh belalang akan mengembang dimana O2 kan
masuk dalam tubuh. Sedangkan pada saat ekspirasi, maka spirakel akan terbuka
dan kondisi tubuh belalang akan mengempis dimana CO2 dan uap air keluar dari
tubuh.
Pertanyaan
1. Apa
fungsi KOH yang dimasukkan ke dalam respirometer ?
2. Lakukanlah
perbandingan hasil praktikum dengan kelompok lain ?
Berikan hubungan antara berat serangga dengan jumlah
udara yang diperlukannya (besar kecilnya serangga dengan jumlah O2
yang diperlukannya)
Jawaban
1. KOH
berfungsi untuk mengikat karbondioksida (CO2) dari pemanasan pada
hewan.
2. Tabel
perbedaan sampel serangga kelompok 2 dan kelompok 9
Sampel
serangga
|
Perbedaan
berat serangga
|
|
Kelompok
2
|
Kelompok
9
|
|
Belalang
|
2,6
gram
|
1,2
gram
|
Kecoa
|
1,3
gram
|
1,2
gram
|
Hasilnya adalah laju pergeseran eosin kelompok kami
lebih cepat. Hali ini dipengaruhi oleh faktor berat tubuh. Semakin besar luas
permukaan tubuh dan berat hewan tersebut, maka semakin besar jumlah O2
yang diperlukannya dalam respirasi.
G. Kesimpulan
1. Beleleng merupakan seranngga yang
bernapas dengan menggunakan trakea.
2. Pada belalang, udara keluar dan
masuk melalui spirakel yang terletak pada ruas-ruas abdomennya.
3. Hal-hal yang mempengaruhi respirasi
antara lain: tekakan udara, suhu, besar tubuh/luas permukaan tubuh, berat tubuh
dan aktivitasnya.
4. Semakin besar hewan, maka jumlah
oksigen yang dibutuhkannya semakin besar.
5. Semakin banyak aktifitas yang
dilakukan hewan, maka laju metabolisme yang terjadi dalam tubuhnya juga semakin
cepat dan meningkatkan jumlah kebutuhan
oksigen.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2008. Respirasi pada serangga. (http://wikipedia./respirasi-serangga/03/13/2008/). Diakses tanggal 15 April 2014
Anonim.
2010. Mekanisme respirasi pada serangga.
(http://4share./mekanisme-respirsi-serangga/ 0908/2010). Diakses tanggal 15
April 2014
.
A. Praktikum ke: 4
B. Judul:
Pengamatan Gerak pada Hewan Protozoa.
C. Tujuan
paktikum: Untuk Mengenal Macam-Macam Alat Gerak pada Protozoa.
D. Dasar
Teori:
Protozoa
Kata protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon
artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok
lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa
kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah
mikroskop.
Penggolongan Protozoa Berdasarkan Alat Geraknya
1.
Rhizopoda (Sarcodina),alat geraknya berupa
pseudopoda (kaki semu) Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan
penjuluran protoplasma sel.
2.
Flagellata (Mastigophora),alat geraknya berupa
nagel (bulu cambuk).Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga
sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.
3.
Ciliata (Ciliophora),alat gerak berupa silia
(rambut getar). Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada
suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan.
Ada 4 macam gerakan
silia, antara lain:
a. Gerakan pendulum: gerakan silia pada saat
menangkap mangsa atau bergerak yang antaranya garis lengkung.
b. Gerak undulasi: gerak silia pada saat
menangkap mangsa atau bergerak yang seperti gelombang (naik-turun mirip gerakan
ular).
c. Gerak fleksural: gerakan silia pada saat
menangkap mangsa (bergerak dengan lentur).
d. Gerak corong: gerakan silia pada saat
menangkap mangsa dimana silianya membentuk corong).
(Drs.Suripto, Fisiologi
Hewan Hal. 86-87)
4.
Sporozoa, adalah protozoa yang tidak memiliki alat
gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya.
Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara
generatif (seksual) disebut Sporogoni.
E. Pelaksanaan Praktikum
1. Waktu
a. Hari :
Jum’at
b. Tanggal :
25 April 2014
c. Tempat :
Lab. Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang
2. Alat dan Bahan
a.
Alat:
1.
Mikroskop
2.
Kaca preparat
3.
Kaca penutup
4.
Pipet tetes
5.
Mangkok
b.
Bahan:
1.
Preparat air rendaman jerami
3. Cara kerja:
a. Amati sediaan protozoa yang telah disiapkan
satu minggu sebelumnya.
b. Pengamatan dilakuan dengan menggunakan
mikroskop
c. Gambarkan dan sebutkan jenis gerakan pada
hewan protozoa tersebut
F.
Hasil dan Pembahasan
1. Tabel
Hasil Pengamatan Gerakan Pada Hewan Protozoa
No
|
Gambar Protozoa
|
Spesies
|
Jenis alat gerak
|
Macam gerakan
|
|
1
|
|
Amoeba
|
Pseudopodia
|
Gerak amuboid
|
|
2
|
|
Paramecium
|
Cilia
|
Gerak Cilliata
1.
Undulasi
2.
Fleksural
3.
Fleksural
4.
Corong
|
|
3
|
|
Euglena viridis
|
Flagel
|
Gerak Flagellata
|
(Sumber: dokumentasi pribadi, 25 April
2014)
a. Pertanyaan:
1. Sebutkan beberapa hewan yang ditemukan dari hasil
pengamatanmu !
2. Ada berapa macam gerakan yang ditemukan dari
gerakan hewan protozoa tersebut?
3. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu!
b. Jawaban
1. Ada
3 spesies hewan, yaitu Amoba, Paramecium, dan Euglena viridis.
2. Ada 3 macam, yaitu:
a)
Gerak Amuboid
b)
Gerak Ciliata yang terdiri dari gerak
1)
Pendulum: gerakan silia pada saat menangkap mangsa atau bergerak yang
antaranya garis lengkung.
2)
Undulasi: gerak silia pada saat menangkap mangsa atau bergerak yang
seperti gelombang (naik-turun mirip gerakan ular).
3)
Fleksural: gerakan silia pada saat menangkap mangsa (bergerak dengan
lentur).
4)
Corong: gerakan silia pada saat menangkap mangsa dimana silianya
membentuk corong).
c)
Gerak Flagellata
G.
Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan yang kami lakukan, berdasarkan alat gerahewan gerak hewan
protozoa antara lain adalah pseudopodia, flagel dan silia.
Gerak
silia dibedakan menjadi 4, yaitu gerak pendulum, corong, undulasi dan
fleksural.
Perbedaan
anatara gerak silia dan gerak flagel adalah: gerak flagel kaku dan asimetris,
sedangkan gerak silia lentur.
DAFTAR PUSTAKA
Suripto, Ms.Drs. Fisiologi Hewan .Departemen Biologi : Penerbit ITB
Sp Afiesh. 2013. Fitoplankton
yang berpengaruh terhadap warna air kolam/tambak.
http://afiesh.blogspot.com/2013/05/fitoplankton-yang-berpengaruh-terhadap.html
diakses 26 april 2014
A.
Praktikum
ke: 5
B.
Judul : Mekanisme
kontraksi otot
C.
Tujuan : Untuk
mempelajari proses kontraksi otot
D.
Dasar Teori
Otot adalah sebuh jaringan konektif
dalam tubuh yang tugas utamanya adalah kontraksi. Kontraksi otot digunakan
untuk memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh. Otot merupakan
jaringan hewan yang terdiri dari beberapa sel yang berkontraksi sebagai akibat
implus saraf sehingga dapat menghasilkan suatu gerakan secara keseluruhan
ataupun intern.
Gerak merupakan suatu ciri makhluk
hidup. Pada hewan tingkat tinggi gerak merupakan aktivitas dari adanya elemen
kontraktil yaitu, suatu protein yang disebut aktin atau filament halus dan
myosin atau filament kasar.
Filamen aktin
biasanya berhubungan dengan myosin yang mana bertanggung jawab untuk berbagai
pergerakan sel. Myosin adalah prototipe dari penggerak molekuler - sebuah
protein yang mengubah energi kimia dalam bentuk ATP menjadi energi gerak yang
menghasilkan kekuatan dan pergerakan. Kebanyakan pergerakan umumnya adalah
kontraksi otot yang memberi model untuk memahami interaksi aktin dan myosin dan
aktivitas penggerak dari molekul myosin. Bagaimanapun juga, interaksi aktin dan
myosin tidak hanya bertanggung jawab pada kontraksi otot tetapi juga untuk
berbagai pergerakan sel non otot termasuk pembelahan sel. Sehingga interaksi
diataranya memerankan peran yang penting di biologi sel. Lebih jauh,
sitoskeleton aktin bertanggung jawab untuk pergerakan lambat sel menyeberangi
permukaan yang terlihat digerakkan secara langsung oleh polimerisasi aktin
dengan baik oleh intreaksi aktin - miosin.
E.
Pelaksanaan praktikum
1. Waktu
dan tempat
a. Hari
: Jum’at
b. Tanggal
: 02 Mei 2014
c. Tempat : Lab. Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah
Palembang
2. Alat
dan Bahan
a. Alat
1. Statif
(2 klem)
2. Benang
3. Penyentrum/Listrik
4. Stopwatch
5. Cawan
b. Bahan
1. Otot
betis katak lengkap dengan origo dan insersionya
2. Larutan
ringer asetat untuk katak
3. Cara
Kerja
a. Lakukan
pembedahan pada kaki katak, ambil otot betis lengkap dengan origo dan
insersionya
b. Sebelum dipasang otot direndam dengan larutan
ringer
c. Buatlah
perangkat percobaan seperti gambar di bawah ini
(Sumber :
Dokumentasi Pribadi, 02 Mei 2014)
d. Selama
percobaan jagalah agar otot jangan sampai kering dengan cara menetesinya dengan
larutan ringer agar nutrisi dari otot tersebut berjalan.
e. Sambungkanlah
arus listrik dengan interval waktu sebagai berikut :
1. 1
menit sebanyak 5 kali
2. 30
detik sebanyak 5 kali
3. 1
detik sebanyak 5 kali
4. 0,5
detik sebanyak 5 kali
5. secara
terus-menerus
f. Tuliskanlah
pengamatan ke dalam bentuk tabel
g. Rangsang
otot terus-menerus sampai tidak terjadi reaksi, catatlah waktunya!
Lakukanlah hal yang sama dengan otot betis katak
yang sebelahnya dengan ditambah larutan ringer
F.
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
a. Tabel
hasil pengamatan otot betis katak tanpa ditetesi larutan ringer
Rangsang
ke
Interval
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
menit
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
30
detik
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
1
detik
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
0,5
detik
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
Terus-menerus
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Isi dengan tanda: (-)
bila tidak ada reaksi
(+)
bila ada reaksi
b. Tabel
hasil pengamatan otot betis katak dengan ditetesi larutan ringer
Rangsang
ke
Interval
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
menit
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
30
detik
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
1
detik
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
0,5
detik
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
Terus-menerus
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Isi dengan tanda: (-)
bila tidak ada reaksi
(+)
bila ada reaksi
2. Pembahasan
a. Pertanyaan
Berdasarkan pengamatanmu, apa yang terjadi bila :
1. Otot
dirangsang
2. Otot
tidak dirangsang
3. Otot
tidak dirangsang dengan selang waktu pendek
b. Jawaban
1. Bila
otot tersebut dirangsang, maka otot akan berkontraksi
2. Bila
otot tersebut tidak dirangsang maka otot tidak akan berkontraksi (relaksasi)
3. Maka
tidak akan terjadi kontraksi
G.
Kesimpulan
Otot disebut sebagai alat gerak
aktif karena mampu berkontraksi menggerakkan rangka dan membuat perpindahan.
Dalam mekanisme kontraksi otot
diperlukan ATP (Adenosine Triphosphate) dan Kreatinphosphate untuk memperoleh
energi , namun untuk membuat troponim C lancar mengatur tropomiosin diperlukan
ion Ca2+ yang di distribusikan oleh saluran yang
menghubungkan reticulum sarkoplasma dengan troponim C.
Jika otot mendapatkan rangsang
terus menerus maka dalam kondisi itu berarti kepala myosin menempel kepada
aktin secara terus menerus maka hal itu dapat menyebabkan otot mengalami kejang
otot, keadaan otot pada saat itu otot dalam keadaan tegang dan kaku.
DAFTAR PUSTAKA
Akmalia
luli . 2013 . Mekanisme kontraksi dan
relaksasi otot . http://lulluakmalia.blogspot.com/2013/04/mekanisme-kontraksi-dan-relaksasi-otot.html Diakses 9 Mei 2014
Nur
Maidah Erika . 2012 . Mekanisme kontraksi
otot . http://duniakurika.blogspot.com/2012/07/mekanisme-kontraksi-otot.html Diakses 10 Mei 2014
A.
Praktikum
ke: 6
B.
Judul : Mengamati
pengaruh perubahan suhu terhadap hewan
C.
Tujuan : Untuk
mengamati pengaruh suhu terhadap hewan
D.
Dasar Teori
Suhu sangat berpengaruh pada proses
metabolisme mahluk hidup. Salah satunya adalah pernapasan atau respirasi pada
hewan. Untuk hewan – hewan tertentu hanya bisa hidup pada daerah yang perubahan
suhunya tidak terlalu menyolok. Demikian pula pada manusia, perubahan suhu akan
menggangu proses metabolism dalam tubuh. Bila kita mengalami perubahan suhu
lingkungan, biasanya kita merasa tidak enak badan atau kesehatan agak terganggu.
TERMOREGULASI
Termoregulasi adalah proses
homeostatis untuk menjaga agar suhu tubuh suatu hewan tetap berada dalam
keadaan stabil atau steady state,
dengan cara mengontrol dan mengatur keseimbangan antara banyaknya energi
(panas) yang diprduksi (termoregulasi) dengan energi (panas) yang dilepaskan
(termolisis).
Suhu tubuh hewan harus
dipertahankan supaya tetap konstan, karena suhu tubuh yag konstan sangat
dibutuhkan oleh hewan dikarenakan :
1. Perubahan
suhu dapat mempengaruhi konformasi protei dan aktivitas enzim. Apabila
aktivitas enzim terganggu, reaksi dalam sel terganggu. Sehingga perubahan suhu
dalam tubuh hewan akan mempengaruhi kecepatan reaksi metabolism dalam sel.
2. Perubahan
suhu tubuh berpengaruh terhadap energi kinetik yag dimiliki oleh setiap molekul
zat serhingga peningkatan suhu tubuh akan memberikan peluang yang lebih besar
kepada berbagai partikel zat untuk saling bertumbukan. Hal ini mendorong
terjadinya berbagai reaksi penting dan mungkin menigkatkan kecepatannya.
Berdasarkan pengaruh suhu
pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan
homoiterm. Hewan poikiloterm adalah hewan yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh
lingkungan. Hewan homoiterm suhu tubuhnya lebih stabil, hal ini dikarenakan
adanya reseptor dalam otaknya sehingga dapat mengatur suhu tubuh.
Suhu tubuh
hewan tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi
(endoderm) atau diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat
berlangsung secara radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi.
Radiasi
adalah transfer energi secara elektromagnetik, yang tidak memerlukan medium
untuk merambat dengan kecepatan cahaya.
Konduksi
merupakan perpindahan/ transfer panas secara langsung antara 2 materi padat
yang berhubungan langsung tanpa ada transfer panas molekul. Panas menjalar dari
yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu yang lebih rendah.
Konveksi
adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas. Besarnya konveksi
tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu.
Evaporasi
merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air. Hewan mempunyai kemampuan
adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan.
Secara umum
laju pertukaran panas kedalam dan keluar tubuh hewan tergantung pada :
1. Luas permukaan tubuh
2. Perbedaan suhu, makin kecil perbedaan suhu tubuh hewan
dengan suhu lingkungan akan memperkecil proses pertukaran panas.
3. Konuktan spesifik = C (wet thermal conductance)
Pada hewan
pioikiloterm, jaringan permukaan tubuhnya merupakan daerah konduksi panas yang
tinggi, sehingga akan memiliki suhu tubuh yang sama dengan lingkungannya.
Pada hewan
homoioterm, pada umumnya akan memperkecil konduksi panas dengan terdapatnya
lapisan lemak/bulu/rambut pada permukaan tubuhnya yang berperan sebagai
isolator.
E.
Pelaksanaan praktikum
1. Waktu
dan tempat
a. Hari :
Jum’at
b. Tanggal:
09 Mei 2014
c. Tempat:
Lab.Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang
2. Alat
dan Bahan
a. Alat
1. Bejana
kaca yang cukup besar untuk seekor ikan. Bisa digunakan tempat sebuah kue dari
gelas.
2. Sebuah
thermometer dan sebuah erloji atau stopwatch.
3. Sebuah
mangkuk besar
b. Bahan
1. Ikan
Mas
2. Beberapa
blok es batu secukupnya
3. Cara
kerja
a. Isilah
bejana kaca dengan air yang jernih hingga hampir penuh. Masukkanlah ikan emas
itu kedalam bejana kaca. Kemudian masukkan juga thermometer ke dalam bejana
kaca tersebut sedemikian rupa hingga pembacaan petunjuk thermometer bisa
dilakukan cukup enak dan jelas.
b. Dalam
keadaan ini kita catat penunjukkan suhu dengan seksama. Kemudian kita hitung
beberapa kali insang ikan emas itu bergerak buka-tutup setiap menitnya.
Catatlah data ini. Amatilah an hitung beberapa kali untung memperoleh harga
rata-rata.
c. Sekarang
masukkanlah bejana kaca itu ke dalam mangkuk yang berisi balok es btu.
Lakukanlah itu sedemikian rupa hingga perubahan suhu mendadak dan merata pad
seluruh air dalam bejana itu.
d. Segera
catat perubahan suhu yang terjadi.
Kemudian hitung lagi gerakkan buka-tutup insang setiap menitnya. Catat data ini
dan lakukan sedikitnya tiga kali. Gerak buka-tutup insang menunjukkan kegiatan
respirasi ikan emas tersebut.
e. Gantilah
air dalam bejana kaca itu dengan air jernih lain yang berbeda suhunya, gunakan
air yang lebih hangat dari air sebelumnya. Kemudian lakukanlah pengamatan
seperti 1,2,3 dan 4 diatas. Bandingkan hasilnya dengan pengamatan sebelumnya.
f. Tidak
semua ikan sama laju gerak insangnya, dengan kata lain tidak semua ikan
kemampuann respirasinya sama. Lakukan percobaan ini untuk ikan yang lebih besar
atau lebih kecil, atau juga untuk ikan jenis lainnya.
g. Gambar
situasi percobaan ini bisa dilihat pada gambar
F.
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Tabel Hasil Pengamatan Ikan dalam Air Biasa
a. suhu
air biasa : 25⁰
C
b. panjang
ikan : 20 cm
c. berat
ikan : 230 gram
Panjang
Ikan(cm)
|
Berat
Ikan (gr)
|
Ikan
Ke
|
Gerak
buka tutup insang ( X )
|
Rata-rata
(X)
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
|
230
|
1
|
89
|
100
|
115
|
120
|
90
|
102,8
|
|
220
|
2
|
98
|
80
|
46
|
41
|
39
|
60,8
|
Tabel Hasil Pengamatan Ikan dalam Air Dingin/Es
a. suhu
air biasa : 19⁰
C
b. panjang
ikan : 20 cm
c. berat
ikan : 200 gram
Panjang
Ikan(cm)
|
Berat
Ikan (gr)
|
Ikan
Ke
|
Gerak
buka tutup insang ( X )
|
Rata-rata
(X)
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
|
200
|
1
|
106
|
100
|
44
|
20
|
10
|
86
|
|
230
|
2
|
90
|
100
|
74
|
62
|
53
|
75,8
|
Tabel Hasil Pengamatan Ikan dalam Air Hangat
a. suhu
air biasa : 40⁰
C
b. panjang
ikan : 20 cm
c. berat
ikan : 190 gram
Panjang
Ikan(cm)
|
Berat
Ikan (gr)
|
Ikan
Ke
|
Gerak
buka tutup insang ( X )
|
Rata-rata
(X)
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
|
190
|
1
|
21
|
60
|
48
|
45
|
46
|
40
|
|
230
|
2
|
75
|
89
|
67
|
65
|
63
|
67,8
|
2. Pembahasan
a. Pertanyaan
1. Bagaimana
perubahan gerakkan insang terhadap perubahan suhu? bagaimana hubungannya dengan
proses-proses metabolisme di dalam tubuh hewan (ikan)?
2. Bagaimana
dengan jenis ikan yang lain dan ikan-ikan yang lebih besar? Apa hubungan antara
ukuran ikan dengan kegiatan respirasi?
3. Dari
percobaan ini dapatkah anda menentukan perubahan suhu terbesar (maksimum) yang
masih diperbolehkan pada suatu jenis ikan agar ikan tidak banyak mengalami
gangguan metabolisme?
4. Buatlah
suatu kesimpulan apakah lingkungan suhu yang baik untuk pertumbuhan ikan?
b. Jawaban
1. Gerakan
insang berbanding terbalik dengan suhu yaitu apabila ikan yang di tempatkan di air yang suhunya lebih rendah, maka pergerakan
operkulum pada insang akan lebih cepat bila di bandingkan dengan ikan yang di
tempatkan di air yang suhunya normal maupun suhu tinggi atau panas.
2. Ikan
yang berukuran besar maka pergerakan operkulum pada insang akan lebih cepat ,
hubungannya adalah semakin besar ukuran tubuh ikan maka semakin banyak oksigen
yang di perlukan dan semakin cepat dia melakukan respirasi
3. Untuk
melakukan proses metabolisme yang baik yaitu pada air yang suhunya dalam
keadaan normal, yaitu pada suhu 30⁰C. Di situlah ikan akan melakukan
proses metabolisme dengan baik.
G.
Kesimpulan
Operkulum
ikan akan bergerak berbanding terbalik dengan suhu, dimana gerakannya akan
semakin cepat bila suhu lebih rendah.
Lingkungan suhu yang baik untuk
pertumbuhan ikan yaitu pada suhu yang normal yaitu 30 0C , pada suhu
normal tersebut ikan akan dapat melakukan metabolisme dengan baik tanpa ada
gangguan.
DAFTAR PUSTAKA
Isnaeni
wiwi . 2006 . Fisiologi Hewan . Yogyakarta
: Penerbit Kanisius
Suripto, Ms.Drs. Fisiologi Hewan .Departemen Biologi : Penerbit ITB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar