Tugas Biologi Umum
BAB II
PEMBAHASAN
RETIKULUM ENDOPLASMA
A. Sejarah Awal Dari Retikulum endoplasma
Sitoplasma sel hewan dan tumbuh-tumbuhan ditembusi
oleh sistem membran yang kompleks dan membentuk satu kesatuan fungsional yang
erat. Organel ini dikemukakan untuk pertama kalinya oleh Porter dkk, dalam
tahun 1945. Organel tersebut merupakan bangunan yang berbentuk ruangan-ruangan
yang berdinding membran dan saling berhubungan yang berbentuk
anyaman. Masing-masing ruangan mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda
sehingga dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
1.
Sisterna,
berbentuk ruangan gepeng, yang kadang-kadang tersusun berlapis-lapis dan saling
berhubungan.
2.
Tubular,
berbentuk sebagai pipa-pipa kecil yang saling berhubungan.
3.
Vesikuler,
berbentuk sebagai gelembung-gelembung yang berlapis.
Kata Retikulum berasal dari kata
reticular yang berarti anyaman benang atau jala. Karena letaknya memusat pada
bagian dalam sitoplasma (endoplasma) dan karena strukturnya sebagian anyaman
dan untuk sebagian besar terdapat dalam endoplasma. Dengan ditemukannya
Retikulum Endoplasma ini sebuah sel tidak lagi dapat di anggap sebagai kantong
yang berisi enzim, RNA, DNA, dan larutan-larutan bahan yang dibatasi oleh
membran luar seperti pada bakteri yang primitif. Banyak rongga-rongga yang
dibatasi oleh membran yang bertanggung jawab atas fungsisel yang vital, di
antaranya pemisahan dan himpunan sistem enzim. Maka dari itu disebut sebagai
Retikulum Endoplasma (disingkat RE). Retikulum Endoplasma (RE) adalah organel
yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik baik sel hewan atau pun sel
tumbuhan.
B.
Struktur Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula)
adalah organel yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik. Retikulum
Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem membran. Retikulum
endoplasma jika diamati tampak berupa lembaran yang terlipat-lipat,
mengelilingi suatu ruangan yang disebut lumen atau sisterna yang berbentuk
labirin. Apabila diamati lebih teliti retikulum endoplsma terdiri dari
tubulus-tubulus, vesikel dan kantong-kantong pipih yang menempati ruang
sitoplasma. Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang
disebut sitosol. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan
kosong yang ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer, 10-9
meter). Membran ini berhubungan langsung dengan selimut nukleus atau nuclear
envelope. Retikulum endoplasma hanya dapat terlihat dengan pengamatan mikroskop
elektron. Setelah fiksasi dengan osmium tetraoksida, terlihat bahwa selaput
retikulum endoplasma, serupa dengan sel tetapi berukuran lebih tipis sekitar
50-60oA .
Retikulum endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang
demikian banyak sehingga retikulum endoplasma ini
meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata
endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan diturunkan dari bahasa latin
berarti “jaringan”) RE ini terdiri dari jaringan tubula dan gelembung membran
yang disebut sisterne (cisternae) (bahasa latin cisternae berarti “kotak”
atau “peti”). Membran RE memisahkan ruangan internal, yaitu ruanagn sisternal
dan sitosol. Dan karena membran RE ini bersambungan dengan ruang
sisternal RE ini. Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan
membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang
seperti tabung di dalam sitoplsma. Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu
gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.
Retikulum endoplasma Sebagian sel eukariotik mengandung
retikulum endoplasma tetapi perlu kita ketahui bahwa jumlah maupun jenisnya
bervariasi. misalnya, pada pankreas lebih banyak mengandung retikulum
endoplasma kasar, sedangkan pada sel-sel epitel sebagian besar kandungannya
adalah retikulum endoplasma halus. Jumlah total pada beberapa sel berbeda pada
sel-sel pankreas misalnya sangat rapat dengan retikulum endoplasma, sedangkan
pada sel-sel tumbuhan tingkat tinggi hanya sedikit. Jumlah total dan proporsi
retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus berubah-ubah
bergantung pada keadaan metabolisme sel. Sel-sel yang mensintesis dan
mensekresikan protein memiliki retikulum endoplasma halus lebih banyak
dibandingkan retikulum endoplasma halus.
Sebagai organel yang termasuk pada sistem membran,
dibandingkan dengan membran sel, maka membran retikulum endoplasma
relatif lebih tipis. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan komposisi
molekulnya. Pada membran retikulum endoplasma kandungan proteinnya lebih tinggi
daripada lipidnya bila dibandingkan dengan dengan membran sel, sehingga
menyebabkan membran retiukulum endoplasma sifatnya lebih stabil dan kental.

C.
Komposisi Kimia Retikulum Endoplasma
1.
Selaput Retikulum Endoplasma
Dari analisis
kimia diperoleh bahwa, selaput retikulum endoplasma terdiri atas lipida 30% dan
protein 70%. Lipida sebagian besar berupa fosfatidilkolin. Selaput retikulum
endoplasma mengandung lebih sedikit glikolipida dan kolesterol daripada selaput
sel. Sedangkan protein selaput retikulum endoplasma umumnya adalah berupa
glikoprotein dengan berat molekul (BM) sekitar 10.000-20.000 dalton. Dengan
teknik patah-beku dan sitokimia dapat diketahui bahwa beberapa diantara protein
tersebut merupakan enzim dan rantaian pemindahan elektron. Enzim yang terdapat
di selaput retikulum endoplasma sangat bervariasi, antara lain
glukosa-6-fosfatase atau nukleosida fosfatase dan kosiltransferase.
Glukosa-6-fosfatase atau nukleosida fosfatase yaitu enzim yang berperan dalam
metabolisme asam lemak, sintesis fosfolipida dan steroida. Sedangkan
kosiltransferase yaitu enzim yang berperan dalam sintesis glikolipida dan
glikoprotein
2. Cairan Luminal Retikulum Endoplasma
Isi lumen
retikulum endoplasma (RE) merupakan cairan yang mengandung sejumlah
holoprotein, glikoprotein dan lipoprotein. Kandungan lumen RE ini sangat
bervariasi seiring dengan jenis sel dan keadaan fisilogis sel tersebut.
Misalnya RE plasmosit (sel plasma) berisi imunoglobulin, RE fibroblas berisi
rantaian protokolagen dan enzim-enzim hidrolase.
D. Fungsi Retikulum Endoplasma
Di permukaan
RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan
dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat
sintesis protein. RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki
bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses
metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi
kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein
membran sel. RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik
ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik
dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara
RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan
dalam pemicuan kontraksi otot. RE kasar dan RE halus bersama-sama berfungsi
transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain.
E. Enzim-Enzim Retikulum Endoplasma
Hasil
analisis kimia membran reikulum endoplasma terdapat enzim-enzim dan rantai
molekul-molekul pembawa elektron. Enzim-enzim itu antara lain hidroksilase
terutama glukosa 6-fruktosa dan nukleosida fusfotase, enzim-enzim yang berperan
dalam metabolisme asam lemak, sintesis fospolipid dan steroid,
glikosiltransferase yang berperan sebagi katalisator dalam sintesis glikolipid
dan glikoprotein. Selain itu terdapat dua rantai pengangkut elektron yaiu
sitokrom P450 dan sitokrom b5 . tampak disini enzim RE sangat heterogen
namin demikian enzim terbanyak yang dijumpai di membran RE adalah
glukosa-6-fusfotase.
Berkaitan
dengan sintesis glokoprotein dan glikolipid, hasil isoslasi membran RE kasar
ternyata hanya mengandung grup-grup protein. Beberapa diantaranya dalah protein
integral pada membran yang berhubungan dengan mekanisme pengepakan melalui rute
baru sintesis protein yaitu masuk atau melalui membran RE. Beberapa grup
protein lain dalam membran RE mengandung enzim yang terikat pada membran. Hal
ini merupakan langkah penginisiasi dalam penambahan grup glukosa untuk
menghasilkan glikoprotein dan glikolipid.
Banyaknya
enzim hidroksilase dalam membran RE menyebabkan hidroksilasi. Hidroksilasi yang
terjadi pada membran sel RE sebanding dengan keampuan sel dalam fungsi anabolik
dan protektif. Dalam kaitannya dengan fungsi anabolik dan protektif membran RE
mampu mengubah zat toksik menjadi lebih hidrofil sehingga menjadi lebih mudah
disekresikan.
Enzim-enzim
dalam RE mempunyai induktor untuk pengaktifannya. Induktor itu antara lain
adalah 3-metil kolantrene, anaftofalfon, fenobarbital, dan dioxin
(2-3-7-8tetrakioro dibenzo-p-dioxin). Contoh mekanisme induksi yang dilakukan
zat-zat y=tersebut pada enzim RE adalah sebagai berikut: jika fenobarbital
diberikan maka aktivitas enzim pada RE kasar akan berubah. Aktivitas sitokrom
p450 reduktase akan meningkat demikian juga dengan sitokrom B5 juga meningkat
meskipun sedikit. Sementara itu akrivotas glukosa-6-fosfatase, ATPase, dan NADH
sitokrom B5 reduktase aktivitasnya justru akan menurun.
Retikulum Endoplasma Kasar dan Retiukum Endoplasma Halus
Terdapat dua
daerah RE yang struktur dan fungsinya berbeda jelas, sekalipun tersambung, RE
halus dan RE kasar. RE halus diberi nama demikian karena permukaan
sitoplasmiknya tidak mempunyai ribosom. RE kasar tampak kasar melalui mikroskop
elektron karena ribosom menonjol di permukaan sitoplasmik membran. Ribosom juga
dilekatkan pada sisi sitoplasmik membran luar selubung nukleus yang bertemu
dengan RE kasar.
Retikulum Endoplasma berupa sistem membran yang komplek, berbentuk saluran yang pipih dalam sitoplasma dan berhubungan dengan membran inti. Dalam sel organel ini terdapat dua bentuk yaitu reticulum endoplasma kasar dan reticulum endoplasma halus. RE yang ditempeli ribosom tampak berbintik-bintik sehingga tampak kasar. RE ini disebut RE kasar. Retikulum endoplasma berperan dalam sintesis dan transpor berbagai macam subtansi kimia. RE kasar yang ditempeli oleh ribosom berfungsi mengedarkan protein yang disintesis oleh ribosom, sedangkan RE halus yang tidak ada ribosomnya, berperan dalam sintesis lemak, dan metabolisme karbohidrat. Membran RE memisahkan ruangan internal, yaitu ruang sisternal, dari sitosol. Dan karena membran RE ini bersambungan dengan selubung nukleus, ruang diantara kedua membran selubung itu bersambung dengan ruang sisternal RE ini. Penyusun membran retikulum endoplasma sangat bervariasi dari sel ke sel dan bahkan dari daerah ke daerah didalam sel yang sama. Retikulum endoplasma adalah tempat sintesis lipid dan karbohidratPada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat ribuan ribosom atau ribosome. Ribosom merupakan tempat dimana proses pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian ini disebut dengan Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum. Kegunaan Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan membawa protein tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak diperlukan sel dalam jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel.
Retikulum Endoplasma berupa sistem membran yang komplek, berbentuk saluran yang pipih dalam sitoplasma dan berhubungan dengan membran inti. Dalam sel organel ini terdapat dua bentuk yaitu reticulum endoplasma kasar dan reticulum endoplasma halus. RE yang ditempeli ribosom tampak berbintik-bintik sehingga tampak kasar. RE ini disebut RE kasar. Retikulum endoplasma berperan dalam sintesis dan transpor berbagai macam subtansi kimia. RE kasar yang ditempeli oleh ribosom berfungsi mengedarkan protein yang disintesis oleh ribosom, sedangkan RE halus yang tidak ada ribosomnya, berperan dalam sintesis lemak, dan metabolisme karbohidrat. Membran RE memisahkan ruangan internal, yaitu ruang sisternal, dari sitosol. Dan karena membran RE ini bersambungan dengan selubung nukleus, ruang diantara kedua membran selubung itu bersambung dengan ruang sisternal RE ini. Penyusun membran retikulum endoplasma sangat bervariasi dari sel ke sel dan bahkan dari daerah ke daerah didalam sel yang sama. Retikulum endoplasma adalah tempat sintesis lipid dan karbohidratPada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat ribuan ribosom atau ribosome. Ribosom merupakan tempat dimana proses pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian ini disebut dengan Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum. Kegunaan Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan membawa protein tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak diperlukan sel dalam jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel.
Contoh
protein tersebut adalah enzim dan hormon.Sedangkan bagian-bagian Retikulum
Endoplasma yang tidak diselimuti oleh ribosom disebut Retikulum Endoplasma
Halus atau Smooth Endoplasmic Reticulum. Kegunaannya adalah untuk membentuk
lemak dan steroid. Sel-sel yang sebagian besar terdiri dari Retikulum
Endoplasma Halus terdapat di beberapa organ seperti hati. Retikulum endoplasma
memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut
cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya.
Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak
sehingga retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam
sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan
retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).
Pengertian
lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan
yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma
Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari
satu bagian sel ke bagian sel lainnya.
Retikulum
Endoplasma Kasar
Pada akhir
abad yang lalu ditemukan bahwa sitoplasma berbagai jenis zat yang mengikat zat
warna basa dengan kuat. Pada beberapa sel komponen-komponen sel ini
menyebabkan warna basofil sitoplasma yang tersebar, sedangkan pada sel-sel lain
komponen sel membentuk daerah basofil terbatas. Zat basofil ini disebut
zat kromoflik, karena zat ini memberi warna yang sama seperti kromatin
inti atau pada sel-sel kelenjar tertentu yaitu ergastoplasma. Sesuai dengan
konsep bahwa zat basofilik adalah bagian dari sitoplasma yang bekerja
menghasilkan secret.
Dengan
mengguakan reaksi Feulgen untuk DNA, akhirnya diketahui bahwa zat basofilik
dalam sitoplasma tidaklah mungkin DNA. Sebaliknya, zat ini dapat menyerap
cahaya ultraviolet dengan panjang gelombang 260 nm dan karena itu berisi
asam nukleat. Selain itu tampak bahwa zat ini disingkirkan dengan pemberian
enzim ribonuklease, tetapi tidak denagn deoksiribonuklease, kemudian zat
basofilik dalam sitoplasma akhirnya dikenal sebagai asam ribonukleat.
Ketika mulai
digunakan mikroskop elektron, ditemukan bahwa sitoplasma hampir semua sel-sel
(kecuali pada eritrosit matang) berisi suatu sistem membran pembatas ruangan
yang dikatakan suatu organel baru ang disebut retikulum endoplasma.
Ruangan-ruangan itu membentuk anastomosis(anastomosis, sari anastomoo=
melengkapi dengan mulut) jala-jala tubulus yang bercabang atau kantung ynag
lebih gepeng disebut sisterna. Sering tersusun sejajar. Sebagaian retikulum
endoplasma mungkin dalam bentuk vesikel kecil yang terpisah.
RE
kasar Merupakan Tempat Penggabungan Protein Membran Integral dan Lipid
Membran. Diduga bahwa molekul protein membran integral dan molekul glikoprotein
tertanam ke dalam membran RE kasar dengan cara yang sama, kecuali bahwa
bukannya menembus membran, melainkan hanya meluas untuk sebagian saja. Dalam
hal molekul transmembran yang sangat panjang, sebagian molekul mula-mula
terjulur ke dalam lumen RE kasar dan kemudian keluar lagi sebelum memasukinya
lagi, secara bolak-balik melalui lapis (bilaminar) lipid membran dengan cara
yang lebih mejemuk daripada menjahit. Fospolipid membran dan kolesterol juga
tergabung dalam RE kasar. Daerah sitoplasma yang basofil yang tampak dengan
mikroskop cahaya yaitu ergastoplasma atau zat kromofilik, dengan mikroskop
elektron ternyata adalah kelompokan retikulum endoplasma. Basofilia yang khas
ini disebabkan oleh sejumlah besar partikel-partikel kecil dari ribonukleoprotein
(RNP) disebut ribososm, yang melekat keluar permukaan membran, sesuai dengan
istilah retikulum endoplasma kasar.
Ruang dalam
retikulum endoplasma kasar mungkin tampak sebagai celah yang sempit dengan dua membran
yang sangat berdekatan.
RE kasar Merupakan Tempat Modifikasi Protein Terpisah. Segera setelah protein yang
dihasilkan ribosom bermembran pada RE kasar telah dipisahkan di dalam
lumen organel ini, dapat terjadi modifikasi tertentu pada molekul protein.
Setelah pembuangan rantai tanda molekul protein dapat melihat karena terjadi
pembentuakn ikatan s-s. Suatu perubahan konfigurasi yang membantu
mempertahankan pemisahan yang satu arah. Biang (precursor) glikoprotein juga
mendaptkan gula (pusat) N-asetilglukosamin dan mannose di dalam lumen RE
kasar.
Dari RE
kasar, protein terpisah membrane diteruskan ke aparat golgi dengan perantara
vesikel transfer bermembran tempat mereka dimodifikasi lebih lanjut. Protein
sekresi kemudian tersalut menjadi vesikel(granula) sekresi dan menuju ke
permukaan sel, tempat mereka dilepaskan ke luar.
RE Kasar dan
Sintesis Protein Sekretoris. Banayk jenis sel terspesialisai mensekresi protein
yang dihasilakn oleh ribosom yang dilekatkan pada RE kasar. Misalnya, sel-sel
tertentu dalam pankreas mensekresi hormon insulin, suatu hormon, kedalam aliran
darah. Begitu rantai polipeptida tumbuh dari ribosom terikat, rantai ini
dimasukkan ke dalam ruang sisternal melalui suatu pori yang dibentuk oleh
protein dalam membran RE tersebut. Begitu rantai ini masuk ke ruang sisternal,
protein baru melipat ke dalam konformasi aslinya. Sebagian besar perotein
sekretoris berupa glikoprotein, protein yang terikat secara kovalen pada
karbohidrat. Karbohidrat dilketkan ke protein dalam RE oleh molekul
terspesialisai yang sudah ada di dalam membran RE. tempelan karbohidrat pada
flikoprotein ialah oligosakarida, istilah untuk polimer gula yang relatif
kecil. Pada waku protein sekretoris telah terbentuk, membrab RE akan
mempertahankannya supaya tetap terpisah dari protein, yang dihasilkan
oleh ribosom bebas, yang akan tetap berada dalam sitosol. Protein sekretoris
keluar dari RE yang dibungkus dalam membran vesikula yang menggelembung mirip
tunas dari daerah terspesilaisai yang dibuat RE transisi. Vesikula yang
berpindah dari satu bagian sel ke bagian sel yang lain demikian disebut
vesikula transpor.
RE Kasar dan
Produksi Membran disamping membuat protein sekretoris, RE
kasar merupakan pabrik membran yang tumbuh di tempatnya dengan menambahkan
protein dan fospolipid. Karena polipeptida yang akan menjadi protein membran
tumbuh dari ribosom, polipeptida ini dimasukkan ke dalam membran RE itu sendiri
dan ditahan di sana oleh bagian hidrofibik protein. RE kasar juga membuat
fospolipid membrannya sendiri; enzim yang telah ada di dalam membran RE
menyusun fospolipid dari prekusor di dalam sitosol. Membran RE ini berkembang
dan dapat ditransfer dalam bentuk vesikula transpor ke komponen lain sistem
endomembran.
RE kasar
sebagai Pusat Bosintesis SelButir-butir ribosom pada membrab RE kasar akan mensintesis
rantai polipeptida, yaitu elongasinya(pemanjangan) tidak berada di sitosol
melainkan menembus membran RE. sebagian dari rantai polipeptida ini tetap
berada di dalam membran menjadi protein transmembran, sedangkan bagian yang
lain dilepas didalam sisterna RE. Protein transmembran yang dihasilan
diperuntukkan bagi membran sel organela lainnya., sedangkan protein-protein
yang dituangkan ke dalam lumen RE diperuntukkan bagi organela lainnya atau
disekresikan.
Sintesis
protein transmembran dan luminal dilakukan oleh polisoma yang menempel pada
membran RE serta melibatkan dua jenis resptor. Reseptor pertama untuk mengenali
ribosom subunit besar yang akan mengikat ribosom pada membran RE sehingga
memungkinkan terjadinya pemindahan rantai polipeptida dari sitosol ke lumen RE.
sedangkan reseptor kedua mengikat ujung 3 mRNA yang akan diterjemahkan.
Pemindahan rantai polipeptida ke dalam lumen RE ditentukan oleh rantai mRNA
yang diterjemahkan. Pada mRNA terdapat kodon untuk polipeptida isyarat.
Penerjemahan ini terjadi di sitosol yang mempunayi pengenal isyarat (SRP=
signal recognition particle). SRP ini akan mengikat polipeptida isyarat segera
setelah terbentuk. Kompleks SRP dan polipeptida isyarat ini akan segera
mengikatkan diri pada reseptornya yang terdapat di membran RE. Pada
sintesis protein yang terjadi di RE kasar akan dijelaskan pada uraian berikut
ini.
(1) mRNA menginisiasi sintesis protein denagn subunit
ribosom,
(2) segmen pertama dari
polipeptida yang baru diterjemahkan dari ribosom adalah sinyal N-terminal,
(3) akibat bertubrukan dengan
RE sinyal yang sifatnya hidrofobik akan menetrasi ke dalam membran,
(4) sintesis protein berjalan terus,
pertumbuhan rantai polipeptida meluas menembus membran mengikuti sinyalnya.Jika
protein akan disekresikan, seluruh rantai polipeptida mengikuti sinyalnya akan
membus membran RE dan masuk ke dalam ruang RE. jika protein terbenam di dalam
membran, satu atau lebih sinyal top transfer akan menahan gerakan protein menembus
membran.
(5) sesudah pertumbuhan polipeptida
memanjang memasuki atau melalui membran RE, sinyal didegradasi oleh enzim
peptidase yang terbenam di dalam membran.
(6) setelah disentesis lengkap,
subunit ribosom terlepas dari mRNA dibebaskan atau terikat membran RE dengan
ribosom yang lain untuk menerjemahkan pesan yang sama.
Setelah
molekul protein selesai disintesis akan terjadi perpindahan molekul tersebut
dari sitosol ke mitokondria, kloroplas, dan periksisoma melibatkan hidrolisis
ATP yang terjadi di sitosol. Tenaga dari ATP digunakan untuk mengurangi
lipatan-lipatan molekul protein yang akan dipindahkan. Selain itu untuk
menyisipkan dan mendorong masuknya molekul protein ke dalam lumen organela tersebut
juga diperlukan tenaga.
Selain
protein, di dalam RE juga terjadi proses sintesis fospolipid dan kolesterol.
Proses sintesisnya terjadi di dalam membran RE. Fospolipid dan kolesterol yang
disintesis pada umumnya digunakan untuk memperbaiki membran sel atau membran organela
yag rusak. Fopolipid yang disintesis kebanyakan adalah
fosfatidilkolin. Fosfatidilkolin disintesis dari gliserol-fosfat dan kolin.
Molekul-molekul ini pada awalnya berada di sitosol membran RE kemudian oleh
aktivitas protein pemindahan yang disebut flipase akan menyebabkan
fosfatidilkolin dipindahkan ke sitosol belahan lumnal membran RE, sedangkan
fosfatidilserin dan fosfatidil inositol tetap berada di sitosol membran RE.
A.
Struktur Kloroplas
Kloroplas terdiri atas dua bagian
besar, yaitu bagian amplop dan bagian dalam. Bagian amplop kloroplas terdiri
dari membran luar yang bersifat sangat permeabel, membran dalam yang bersifat
permeabel serta merupakan tempat protein transpor melekat, dan ruang
antarmembran yang terletak di antara membran luar dan membran dalam. Bagian
dalam kloroplas mengandung DNA, RNAs, ribosom, stroma (tempat terjadinya reaksi
gelap), dan granum (Abererombie,
dkk, 1993).
Granum terdiri atas membran tilakoid
(tempat terjadinya reaksi terang) dan ruang tilakoid (ruang di antara membran
tilakoid). Pada tanaman C3, kloroplas terletak pada sel mesofil. Contoh tanaman
C3 adalah padi (Oryza sativa), gandum (Triticum aestivum), kacang
kedelai (Gllycine max), dan kentang (Solanum tuberosum). Pada
tanaman C4 kloroplas terletak pada sel mesofil dan bundle sheath cell. Contoh
tanaman C4 adalah jagung (Zea mays) dan tebu (Saccharum officinarum),
(Abererombie,
dkk, 1993).

Gambar 1. Struktur kloroplas
1. Kloroplas
Kloroplas berasal dari proplastid kecil (plastid yang
belum dewasa, kecil dan hampir tak berwarna,
dengan sedikit atau tanpa membran dalam).
Pada umumnya proplastid berasal hanya dari sel telur yang tak terbuahi,
sperma tak berperan disini. Proplastid membelah pada
saat embrio berkembang, dan berkembang menjadi
kloroplas ketika daun dan batang terbentuk.
Kloroplas muda juga aktif membelah, khususnya bila
organ mengandung kloroplas terpajan pada cahaya. Jadi, tiap sel daun
dewasa sering mengandung beberapa ratus
kloroplas. Sebagian besar kloroplas mudah
dilihat dengan mikroskop cahaya, tapi
struktur rincinya hanya bisa dilihat dengan mikroskop
elektron (Salisbury dan Ross, 1995).
Kloroplas adalah plastida yang berwarna
hijau, umumnya berbentuk lensa, terdapat dalam sel tumbuhan lumut (Bryophyta),
paku-pakuan (Pterydophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
Garis tengah lensa tersebut 2-6 milimikron, sedangkan tebalnya 0,5-1,0
milimikron. Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum
dalam semua sel. Bila ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak
plastida . Plastida adalah organel bermembran rangkap yang bentuk dan fungsinya
bermacam-macam. Proplastida merupakan prekursor berbagai macam plastida dalam
jaringan tanaman, tergantung pada macam jaringan dan macam lingkungan yang
berpengaruh, proplastida berdiferensiasi menjadi plastida yang berbeda
(Lakitan, 2004).
Pengamatan dengan mikroskop cahaya, dengan
pembesaran yang paling kuat, kloroplas terlihat berbentuk butir. Pada tumbuhan
tingkat tinggi umumnya plastida berbentuk cakram (kira-kira 2 x 5 mm,
kadang-kadang lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal dalam sitoplasma
tetapi bentuk dan posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya. Pada
ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring,
seringkali disertai pirenoid. Kloroplas matang pada beberapa ganggang, Bryophyta
dan Lycopodium dapat memperbanyak diri dengan pembelahan. Kesinambungan
kloroplas terjadi melalui pertumbuhan dan pembelahan proplastid di daerah
meristem. Bentuk kloroplas yang beraneka ragam ditemukan pada alga. Kloroplas mernbentuk
pita spiral ditemukan pada Spirogyra, sedangkan yang berbentuk jala
ditemukan pada Cladophora, sedangkan kloroplas berbentuk pita
ditemukan pada Zygnema (Campbell and Reece, 2002).
Kloroplas dijumpai terutama pada bagian
daun yang disebut mesofil, yang sering disebut pula daging daun. Kloroplas juga
dijumpai di bagian-bagian lain, bahkan juga pada batang dan ranting yang
berwarna hijau. Hal ini disebabkan karena dalam kloroplas terdapat pigmen yang
berwarna hijau disebut klorofil. Pigmen ini dapat menyerap energi cahaya.
Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan perubahan energi cahaya menjadi
energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedangkan pembentukan glukosa sebagai
produk akhir fotosintesis berlangsung di stroma. Disamping klorofil a ( pigmen
berwarna hijau ) dikenal pula klorofil b yang mempunyai struktur mirip klorofil
a, yaitu pigmen yang berwarna kuning sampai jingga yang disebut karoten
(Campbell and Reece, 2002).
Seperti halnya mitokondria, kloroplas dikelilingi oleh membran luar dan
membran dalam. Seperti membran luar pada mitokondria, membran luar kloroplas
juga mengandung porin yang menyebabkan membran ini permeable terhadap molekul
dengan ukuran 10.000 Dalton. Sebaliknya membran dalam relatif lebih
impermeabel. Membran dalam menutupi daerah yang berisi cairan yang disebut
stroma yang mengandung enzim untuk reaksi terang pada proses fotosintesis.
Stroma juga mengandung DNA dan ribosom. Pelipatan membran dalam membentuk
struktur seperti tumpukan piringan yang saling berhubungan yang disebut
tilakoid yang tersusun membentuk grana. Membran tilakoid yang mengelilingi
ruang interior tilakoid yang berisi cairan mengandung klorofil dan pigmen
fotosintesis lain serta rantai transpor elektron. Reaksi terang dari
fotosintesis terjadi di tilakoid. Membran luar kloroplas menutupi ruang
intermembran antara membran dalam dan membran luar kloroplas. Seperti pada
matriks mitokondria, stroma kloroplas mengandung molekul DNA sirkuler dan
ribosom. Diperkirakan pula terdapat sekitar 60 macam polipeptida pada membran
tilakoid. Setengah diantaranya dikode oleh DNA kloroplas. Sebagian besar
protein dalam kloroplas dikode oleh gen nuklear, dihasilkan di sitoplasma dan
selanjutnya dikirim ke kloroplas (Lakitan, 2004).
2.
Fotosintesis
Fotosintesis
adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang
berklorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk
foton) ditangkap dan diubah menjadi energi kimia
(ATP dan NADPH). Energi kimia ini
akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari
air dan karbondioksida. Jadi, seluruh molekul
organik lainnya dari tanaman disintesa dari
energi dan adanya organisme hidup lainnya
tergantung pada kemampuan tumbuhan atau
bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis (Devlin, 1975).
Klorofil adalah pigmen hijau fotosintetis yang
terdapat dalam tanaman, Algae dan Cynobacteria. Nama "chlorophyll"
berasal dari bahasa Yunani kuno: choloros = green
(hijau), dan phyllon = leaf (daun).
Fungsi krolofil pada tanaman adalah menyerap energi
dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintetis, yaitu suatu
proses biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat (gula menjadi
pati), dari gas karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari (Subandi,
2008).
Klorofil merupakan pigmen
hijau tumbuhan dan merupakan pigmen yang
paling penting dalam proses fotosintesis.
Sekarang ini, klorofil dapat dibedakan dalam 9
tipe : klorofil a, b, c, d, dan e. Bakteri klorofil a dan b, klorofil
chlorobium 650 dan 660. klorofil a
biasanya untuk sinar hijau biru. Sementara
klorofil b untuk sinar kuning dan hijau.
Klorofil lain (c, d, e) ditemukan
hanya pada alga dan dikombinasikan dengan
klorofil a. bakteri klorofil a dan b
dan klorofil chlorobium ditemukan pada bakteri fotosintetik
(Devlin, 1975).
Klorofil pada tumbuhan ada
dua macam, yaitu klorofil a dan
klorofil b. perbedaan kecil antara struktur kedua klorofil pada sel
keduanya terikat pada protein. Sedangkan perbedaan utama
antar klorofil dan heme ialah karena
adanya atom magnesium (sebagai pengganti
besi) di tengah cincin profirin, serta
samping hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol (Santoso, 2004).
Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur
dan fungsi yang berbeda, dimana klorofil a disamping
bisa menyerap energi cahaya, klorofil ini
juga bisa merubah energi cahaya dan tidak bisa merubahnya menjadi
energi kimia dan energi itu akan ditransfer dari klorofil b ke klorofil a.
Klorofil b ini tidak larut dalam etanol tapi dapat larut
dalam ester, dan kedua jenis klorofil
ini larut dalam senyawa aseton (Devlin, 1975).
Semua tanaman hijau mengandung
klorofil a dan krolofil b. Krolofil a
terdapat sekitar 75 % dari total
klorofil. Kandungan klorofil pada tanaman adalah
sekitar 1% basis kering. Dalam daun klorofil banyak terdapat bersama-sama
dengan protein dan lemak yang bergabung
satu dengan yang lain. Dengan lipid,
klorofil berikatan melalui gugus fitol-nya,
sedangkan dengan protein melalui gugus
hidrofobik dari cincin porifinnya. Rumus
empiris klorofil adalah C55H72O5N4Mg (klorofil a) dan C55H70O6N4Mg (klorofil b), (Subandi, 2008).
Struktur klorofil berbeda-beda
dari struktur karotenoid, masing-masing terdapat
penataan selang-seling ikatan kovalen tunggal
dan ganda. Pada klorofil, sistem ikatan
yang berseling mengitari cincin porfirin,
sedangkan pada karotenoid terdapat sepasang rantai hidrokarbon yang
menghubungkan struktur cincin terminal. Sifat inilah yang
memungkinkan molekul-molekul menyerap cahaya tampak
demikian kuatnya, yakni bertindak sebagai
pigmen. Sifat ini pulalah yang memungkinkan
molekul-molekul menyerap energi cahaya yang
dapat digunakan untuk melakukan fotosintesis (Santoso, 2004).
Klorofil akan memperlihatkan
fluoresensi, berwarna merah yang berarti warna larutan
tersebut tidak hijau pada cahaya yang diluruskan dan akan merah tua pada
cahaya yang dipantulkan (Noggle dan Fritz, 1979).
Sel penutup memiliki klorofil
di dalam selnya sehingga dengan bantuan cahaya
matahari akan sangat berpengaruh buruk pada klorofil. Larutan klorofil yang
dihadapkan pada sinar kuat akan tampak
berkurang hijaunya. Daun-daun yang terkena
langsung umumnya akan tampak kekuning-kuningan,
salah satu cara untuk dapat menentukan
kadar klorofil adalah dengan metoda
spektofotometri cahaya hijau, kuning, jingga dan
merah dipantulkan oleh kedua pigmen ini.
Kombinasi panjang gelombang yang dipantulkan
oleh kedua pigmen karotenoid ini tampak
berwarna kuning. Ada bukti yang menunjukkan
bahwa beta-karoten lebih efektif dalam mentransfer energi ke kedua
pusat reaksi dibanding lutein atau pigmen xanthofilyang disebut fucoxanthofil
adalah sangat efektif dalam mentrensfer energi. Di samping
berperan sebagai penyerap cahaya, karotenoid
pada tilakoid juga berperan untuk melindungi klorofil
dari kerusakan oksidatif oleh O2, jika
intensitas cahaya sangat tinggi (Lakitan, 2007).
Spektrofotometri sesuai dengan
namanya adalah alat yang terdiri dari
spektrofotometer dan fotometer akan menghasilkan
sinar dari spektrum dengan panjang
gelombang energi secara relatif. Jika
energi tersebut ditransmisikan maka akan
ditangkap oleh klorofil yang terlarut
tersebut. Pada fotometer filter sinar dari
panjang gelombang yang diinginkan akan
diperoleh dengan berbagai filter yang punya
spesifikasi melewati banyaknya panjang gelombang
tertentu (Noggle dan Fritz, 1979).
Sejak tipe-tipe atom atau
molekul yang sedikit berbeda pada tingkat
energinya, yang substansi menyerap cahaya
dengan suatu karakteristik panjang gelombang yang
berbeda. Ini biasanya ditunjukkan selama
penyerapan sinar pada tiap gelombangnya. Sebagai contoh, klorofil a
sangat kuat pada panjang gelombang 660 nm pada sinar merah dan paling rendah
pada panjang gelombang 430 nm pada sinar biru. Ketika
gelombang itu berpindah maka sinar yang
ada di sebelah kiri adalah sinar hijau yang bisa kita lihat
(Guiltmond and Hopkins, 1983).
Pada proses fotosintesa, terjadi penangkapan energi
cahaya oleh zat hijau daun untuk pembentukan bahan organik. Fotosintesa hanya
terjadi pada tanaman yang memiliki sel-sel hijau
termasuk pada beberapa jenis bakteri (Darmawan
dan Baharsyah, 1983).
Aksi dari cahaya hijau
dan kuning yang menyebabkan fotosistem pada
tumbuhan tingkat tinggi dan penyerapan
panjang gelombang ini oleh daun sebenarnya relatif
tinggi, lebih tinggi dari yang ditampakkan pada spektrum serapan klorofil
dan karotenoid. Tetapi, bukan berarti bahwa
ada pigmen lain yang berperan menyerap
cahaya tersebut. Alasan utama mengapa
spektrum aksi lebih tinggi dari spektrum
serapan adalah karena cahaya hijau dan
kuning yang tidak segera diserap akan
dipantulkan berulang-ulang di dalam sel
fotosintetik sampai akhirnya diserap oleh klorofil dan
menyumbangkan energi untuk fotosintesis (Lakitan, 2007).
Laju fotosintesis berbagai
spesies tumbuhan yang tumbuh pada berbagai
daerah yang berbeda seperti gurun kering, puncak gunung, dan hutan hujan
tropika, sangat berbeda. Perbedaan ini sebagian
disebabkan oleh adanya keragaman cahaya, suhu, dan
ketersediaan air, tapi tiap spesies menunjukkan perbedaan yang besar pada
kondisi khusus yang optimum bagi mereka.
Spesies yang tumbuh pada lingkungan yang
kaya sumberdaya mempunyai kapasitas fotosintesis
yang jauh lebih tinggi daripada spesies
yang tumbuh pada lingkungan dengan
persediaan air, hara, dan cahaya yang terbatas (Salisbury dan
Ross, 1995).
Laju fotosintesis ditingkatkan
tidak hanya oleh naiknya tingkat radiasi,
tapi juga oleh konsentrasi CO2 yang lebih tinggi, khususnya bila
stomata tertutup sebagian karena kekeringan (Salisbury dan Ross, 1995).
Semua klorofil atau karotenoid
terbenam atau melekat pada molekul protein
oleh ikatan nonkovalen. Secara keseluruhan,
pigmen-pigmen kloroplas meliputi separuh dari
kandungan kandungan lipida total pada
membran tilakoid, sisanya adalah galaktolipida
dan sedikit fosfolipida. Sterol sangat
jarang dijumpai pada membran tilakoid (Lakitan, 1993).
Di dalam kloroplas ditemukan
DNA, RNA, ribosom, dan berbagai enzim.
Semua molekul ini sebagian besar terdapat
di stroma, tempat berlangsungnya transkripsi dan
translasi. DNA kloroplas (genom) terdapat
dalam 50 atau lebih lingkaran jalur ganda
melilit dalam tiap plastid. Berbagai gen
plastid menyandi semua molekul RNA-pemindahan
(sekitar 30), dan molekul RNA-ribosom (empat)
yang digunakan oleh plastid untuk translasi.
Kira-kira 85 gen seperti ini menyandi
protein yang terlibat dalam transkripsi,
translasi, dan fotosintesis. Tapi, sebagian besar
protein disandi oleh gen nukleus (Salisbury dan Ross, 1995).
Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau
yang terdapat di dalam kloroplas. Energi cahaya yang
diserap klorofil inilah yang menggerakkan
sintesis molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam
sel mesofil, yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam daun. Karbon dioksida
masuk ke dalam daun, dan oksigen keluar, melalui
pori mikroskopik yang disebut stomata (Campbell, dkk,
2002).
Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang
memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam daun
terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga
karang, pada keduanya mengandung kloroplas
yang mengandung klorofil/pigmen hijau yang
merupakan salah satu pigmen fotosintetik
yang mampu menyerap energi cahaya matahari (Subandi, 2008).
Cahaya putih mengandung semua
warna spektrum kasat mata dari merah-violet,
tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik
secara merata oleh klorofil. Adalah mungkin
untuk menentukan bagaimana efektifnya setiap panjang
gelombang (warna) diserap dengan menggunakan
suatu larutan klorofil dengan cahaya monokromatik (cahaya berwarna satu),
(Kimball, 2000).
Penambatan CO2 paling banyak terjadi sekitar tengah
hari ketika tingkat cahaya paling tinggi. Cahaya
sering membatasi fotosintesis terlihat juga
dengan menurunnya laju penambatan CO2 ketika tumbuhan terkena bayangan awan sebentar (Salisbury dan Ross, 1995).
Dilihat dari strukturnya,
kloroplas terdiri atas membran ganda yang
melingkupi ruangan yang berisi cairan yang
disebut stroma. Membran tersebut membentak suatu
sistem membran tilakoid yang berwujud
sebagai suatu bangunan yang disebut kantung tilakoid.
Kantung-kantung tilakoid tersebut dapat berlapis-lapis dan membentak apa yang
disebut grana Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan pengubahan energi
cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedang
pembentukan glukosa sebagai produk akhir
fotosintetis berlangsung di stroma (Subandi,
2008).
Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap pembentukan klorofil antara lain gen,
bila gen untuk klorofil tidak ada
maka tanaman tidak akan memiliki klorofil.
Cahaya, beberapa tanaman dalam pembentukan
klorofil memerlukan cahaya, tanaman lain tidak
memerlukan cahaya. Unsur N, Mg, Fe
merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam
sintesis klorofil. Air, bila kekurangan air
akan terjadi desintegrasi klorofil (Subandi, 2008).
Fotosintesis pada organisme fotosintetik terjadi dalam 2 tahap yaitu reaksi
terang dan reaksi gelap.
a.
Reaksi Terang
Klorofil dan pigmen
menyerap energi matahari yang kemudian diubah menjadi bentuk energi kimia yaitu
ATP dan senyawa pereduksi NADPH. Reaksi terang dalam proses fotosintesis
menggunakan dua fotosistem sebagai akseptor proton, yaitu Fotosistem I dan
Fotosistem II. Absorpsi cahaya matahari akan mengeksitasi elektron. Sinar cahaya matahari
yang nampak adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang antara
400-700 nm. Cahaya matahari ditimbulkan oleh fusi inti atom hidrogen membentuk
atom helium dan elektron. Kemampuan suatu senyawa kimia untuk menyerap cahaya
bergantung pada susunan elektron yang ada di sekeliling inti atom pada struktur
senyawa tersebut. Bilamana foton diserap oleh suatu molekul, elektron dinaikkan
ke tingkat energi yang lebih tinggi, melompat menuju molekul pembawa elektron
yang pertama.

Gambar 2. Proses reaksi terang
Jika molekul klorofil pada membran
tilakoid dieksitasi oleh cahaya, tingkat energi elektron di dalam strukturnya
ditingkatkan oleh sejumlah ekuivalen energi cahaya yang diserap dan klorofilpun
tereksitasi. Energi eksitasi ini akan berpindah dengan cepat melalui kelompok
molekul pigmen penangkap cahaya ke pusat reaksi fotosistem. Di sini elektron
memperoleh energi dalam jumlah besar. Elektron yang panas ini akan dikeluarkan
daqri pusat reaksi dan diterima oleh molekul pembawa elektron yang pertama.
Akibatnya molekul pembawa elektron syang pertama ini akan menjadi tereduksi
atau dengan kata lain menerima elektron. Sedangkan pusat reaksinya kehilangan
elektron sehingga meninggalkan lubang elektron. Elektron yang kaya energi akan
terus dibawa oleh molekul pembawa elektron menuju NADP+ yang direduksi menjadi
NADPH. Sementara itu, lubang elektron yang terbentuk karena eksitasi elektron
akan diisi kembali oleh elektron yang berasal dari fotosistem II. Dalam hal
ini, pada fotosistem II juga akan meninggalkan lubang elektron sehingga
kekosongan tempat ini akan diisi oleh elektron yang berasal dari fotolisis air
(Campbell and Reece, 2002).
Fotosistem I
merupakan satu partikel yang disusun oleh sekitar 200 molekul klorofil-a, 50
klorofil-b, 50 sampai 200 pigmen karoteroid, dan satu molekul penerima cahaya
matahari yang disebut P700. Pada fotosistem I terjadi penyerapan energi
matahari pada panjang gelombang sekitar 700 nm. Bagian kedua yang menyangkut
penyerapan energi matahari pada panjang gelombang di sekitar 680 nm, disebut
fotosistem II, melibatkan proses pembentukan O2 dan H2O. Fotosistem II banyak menggunakan klorofil-b.
Fotsistem I dan II merupakan komponen penyalur energi dalam rantai pengangkutan
elektron fotoseintesis secara berlanjut dari molekul air sebagai donor elektron
ke NADP+ sebagai akseptor elektron. Lepasnya satu elektron
dari P700 mengakibatkan berubahnya molekul menjadi bentuk teroksidasinya P700+
yang kekurangan satu elektron. Untuk mengisi kekurangan itu satu elektron
dialiri melalui sederetan molekul pembawa elektron dari molekul pembawa
elektron, dari molekul P680 dalam fotosistem II, pengaliran
elektron hanya terjadi setelah terjadinya penyinaran terhadap fotosistem II
yaitu tereksistasinya P680 yang segera melepaskan elektron ke molekul penerima elektron
pertama. Ini mengakibatakan teroksidasinya bentuk P680 menjadi menjadi P680+.
Kekurangan elektron pada P680+ dipenuhi dari reaksi oksidasi molekul H2O menjadi O2 (Campbell and Reece,
2002).
Energi yang diperoleh dari transpor elektron fotosintetik dari H2O ke NADP+ akan
mengahsilkan energi dalam bentuk NADPH. Aliran elektron yang terjadi disebut
aliran nonsiklik yang melibatkan fotosistem I dan fotosistem II. Bentuk energi
lain yaitu yang berupa ATP dihasilkan dari aliran elektron siklik dimana
elektron ditingkatkan ke penerima elektron pertama menuju lubang elektron
fotosistem I melalui jalan pintas. Dalam hal ini, elektron berdaur terus
menerus dalam keluar pusat reaksi fotosistem I dan masuk kembali ke dalamnya.
Sehingga, dalam proses ini tidak ada pembentukan NADPH maupun pembebasan
oksigen melainkan akan menghasilkan ATP. Aliran siklik terjadi apabila tanaman
khususnya lebih banyak memerlukan ATP daripada NADPH (Campbell and Reece,
2002).
b. Reaksi Gelap
Pada tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang pada
fase reaksi gelap menambat CO2 menjadi asam malat dan asam aspartat
4-carbon. Setelah fotosintesis dalam 14C2berlangsung
sekitar 1 detik, 80% 14C yang tertambat berada dalam kedua asam
tersebut dan hanya 10 % dalam PGA, hal ini menunjukkan bahwa 3-PGA bukan produk
pertama fotosintesis. Sebagin besar spesies C4 adalah monokotil, jagung dan
tebu. Tumbuhan C4 ini pada suhu panas dan penyinaran tinggi mampu
berfotosintesis lebih cepat dan menghasilkan biomassa lebih cepat.

Gambar 3. Proses reaksi
gelap
Reaksi perubahan CO2 (sebenarnya
HCO3- ) menjadi asam malat dan asam aspartat
4-carbon terjadi mula-mula melalui penggabungan awal dengan pospoenolpiruvat
(PEP) untuk membentuk oksaloasetat dan Pi, reaksi ini terjadi di mesofil daun dan
sikatalisis oleh pospoenolpiruvat karboksilase. Oksaloasetat dibentuk pada sel
mesofil yang kemudian direduksi menjadi malat dengan pemanfaatan NADPH. Malat
kemudian ditransfer dalam sel pengangkut lalu didekaobosilasi menghasilkan
piruvat dan CO2 . Piruvat yang ditransfer ke sel mesofil dan
dikonversi menjadi fosfoenolpiruvat dikataklisis oleh enzim piruvat-fosfat
kinase. CO2 yang terbentuk diikat oleh ribosadifosfat
klarboksilaase melaui jalur calvin di kolroplas seludang berkas. Setelah
dekarbosilasi asam C4, molekul piruivat dan alanin diangkut balik ke sel
mesofil, tempat dimana diubah menjajdi PEP sehingga penambatan CO2 dapat
berlangsung terus (Campbell and Reece, 2002).
Pada tumbuhan sekulen seperti kaktus dan nanas yang hidup di lingkungan
yang panas dan kering, melakukan fiksasi CO2 yang berbeda
dengan tumbuhan C4, tumbuhan ini hanya menguapkan sedikit uap air melalui
stomata bersama dengan pelepasan O2 dan pengikatan CO2.
Pada malam hari ketika suhu udara dingin dan berangin, stomata membuka untuk
mengangkap CO2, kemudian diubah menjadi oxaloacetate
oleh PEP carboxylase. Oksaloasetat diubah menjadi malat dan disimpan dio
valuola, untuk melindungi sitosol dan enzim plastid dari pH rendah dari
disosiasi asam malat. Pada asiang hari stomata menutup, untuk mencegah
penguapan yang berlebihan akibat temperature udara yang tinggi, dan CO2 bereaksi
pada malam hari menjadi malat oleh enzim malat NADP-linked. CO2 ini berasimilasi di
siklus calvin dengan bantuan RuBP. Karena metode fiksasi CO2 pertama kali ditemukan
pada tumbuhan familia Crassulaceae, maka CAM adalah singkatan dari crassulacean acid
metabolism (Campbell and Reece, 2002).
C. Metabolisme Karbon dalam
Fotosintesis
Metabolisme karbon dalam proses fotosintesis contohnya pada proses fotosintesis
dari tanaman Eugenia
aquea adalah fiksasi karbon C3. Dalam
proses ini prinsipnya mengkonversi
gas karbon dioksida dan ribulose bisphosphate (Rubp yaitu suatu gula carbon 5)
ke dalam 3-phosphoglycerate melalui reaksi berikut :
6 CO2 + 6
Rubp 12 3-phosphoglyserat
Tumbuhan C3 tumbuh dengan karbon
fiksasi C3 biasanya tumbuh denga baik di area dimana intensitas sinar matahari
cenderung sedang, temperature sedang dan dengan knsentrasi
CO2 sekitar 200 ppm atau
lebih tinggi, dan juga dengan air tanah yang berlimpah. Tumbuhan C3 harus
berada dalam area dengan konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi sebab
Rubisco sering menyertakan molekul oksigen ke dalam Rubp sebagai pengganti
molekul karbondioksida. Konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi menurunkan
kesempatan Rubisco untuk menyertakan molekul oksigen. Karena bila ada molekul
oksigen maka Rubp akan terpecah menjadi molekul 3-karbon yang tinggal dalam
siklus Calvin, dan 2 molekul glikolat akan dioksidasi dengan adanya oksigen,
menjadi karbondioksida yang akan menghabiskan energi sel (Campbell and Reece, 2002).
Perbedaan tumbuhan C3 dan C4 adalah
cara kedua tumbuhan memfiksasi CO2. Pada tumbuhan C3, CO2 hanya difiksasi
RuBP oleh karboksilase RuBP. Karboksilase RuBP hanya bekerja apabila CO2 jumlahnya berlimpah.
Tetapi pada sintesis C4,enzim karboksilase PEP memfiksasi CO2 pada akseptor
karbon lain yaitu PEP. Karboksilase PEP memiliki daya ikat yang lebih tinggi
terhadap CO2 daripada karboksilase RuBP. Oleh karena itu, tingkat CO2 menjadi sangat
rendah pada tumbuhan C4, jauh lebih rendah daripada konsentrasi udara normal
dan CO2 masih dapat terfiksasi ke PEP oleh enzim karboksilase
PEP. Sistem perangkap C4 bekerja pada konsentrasi CO2 yang jauh lebih
rendah (Campbell and Reece, 2002).
Berdasarkan tipe fotosintesis,
tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu C3, C4, dan CAM
(crassulacean acid metabolism). Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di daerah
panas dan kering dibandingkan dengan tumbuhan C3. Namun tanaman C3 lebih
adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi. Sebagian besar tanaman pertanian, seperti gandum, kentang, kedelai,
kacang-kacangan, dan kapas merupakan tanaman dari kelompok C3. Tanaman C3 dan C4
dibedakan oleh cara mereka mengikat CO2 dari atmosfir dan produk awal yang
dihasilkan dari proses assimilasi (Campbell and Reece, 2002).
Pada tanaman C3, enzim yang
menyatukan CO2 dengan RuBP (RuBP merupakan substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam
proses fotosintesis) dalam proses awal assimilasi, juga dapat mengikat O2 pada saat yang
bersamaan untuk proses fotorespirasi ( fotorespirasi adalah respirasi,proses
pembongkaran karbohidrat untuk menghasilkan energi dan hasil samping, yang
terjadi pada siang hari) . Jika konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan, hasil dari
kompetisi antara CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan CO2, sehingga fotorespirasi terhambat
dan assimilasi akan bertambah besar (Campbell and Reece, 2002).
Pada tanaman C4, CO2 diikat oleh PEP
(enzym pengikat CO2 pada tanaman C4) yang tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi
antara CO2 dan O2. Lokasi terjadinya assosiasi awal ini adalah di sel-sel mesofil
(sekelompok sel-sel yang mempunyai klorofil yang terletak di bawah sel-sel
epidermis daun). CO2 yang sudah terikat oleh PEP kemudian ditransfer ke sel-sel “bundle
sheath” (sekelompok sel-sel di sekitar xylem dan phloem) dimana kemudian
pengikatan dengan RuBP terjadi. Karena tingginya konsentrasi CO2 pada sel-sel bundle
sheath ini, maka O2 tidak mendapat kesempatan untuk bereaksi dengan RuBP, sehingga
fotorespirasi sangat kecil and G sangat rendah. PEP mempunyai daya ikat yang
tinggi terhadap CO2, sehingga reaksi fotosintesis terhadap CO2 di bawah 100 m mol m-2 s-1 sangat
tinggi. Laju assimilasi tanaman C4 hanya bertambah sedikit dengan meningkatnya
CO2 Sehingga, dengan meningkatnya CO2 di atmosfir, tanaman C3 akan lebih
beruntung dari tanaman C4 dalam hal pemanfaatan CO2 yang berlebihan.
Contoh tanaman C3 antara lain: kedelai, kacang tanah, kentang, dll. Contoh
tanaman C4 adalah jagung, sorgum dan tebu (Campbell and Reece, 2002).
Berdasarkan tipe
fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu C3, C4, dan
CAM (crassulacean acid metabolism). Tumbuhan C4 dan CAM
lebih adaptif di daerah panas dan kering dibandingkan dengan tumbuhan C3. Namun
tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi. Sebagian besar tanaman pertanian, seperti padi, gandum, kentang, kedelai,
kacang-kacangan, dan kapas merupakan tanaman dari kelompok C3. Tanaman pangan
yang tumbuh di daerah tropis, terutama gandum, akan mengalami penurunan hasil
yang nyata dengan adanya kenaikan sedikit suhu karena saat ini gandum
dibudidayakan pada kondisi suhu toleransi maksimum. Negara berkembang
akan berada pada posisi sulit untuk mempertahankan kecukupan pangan (Campbell and Reece,
2002).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pembahasan maka dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya sebagai
berikut.
1.
Retikulum
endoplsma terdiri dari tubulus-tubulus, vesikel dan kantong-kantong pipih yang menempati
ruang sitoplasma.
2.
Retikulum
Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem membran.
3.
Retikulum
endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantungberlapis-lapis. Kantung ini
disebut cisternae.
4.
Selaput
retikulum endoplasma terdiri atas lipida 30% dan protein 70% sedangkan isi
lumen retikulum endoplasma (RE) merupakan cairan yang mengandung sejumlah
holoprotein, glikoprotein dan lipoprotein.
5.
Fungsi utama
RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein sedangkan RE halus berfungsi
dalam beberapa proses metabolism yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat
dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya
reseptor pada protein membran sel.
6.
Dari segi strukturnya, kloroplas terdiri atas dua bagian besar, yaitu
bagian amplop dan bagian dalam. Bagian amplop kloroplas terdiri dari membran
luar yang bersifat sangat permeabel, membran dalam yang bersifat permeabel
serta merupakan tempat protein transpor melekat dan ruang antarmembran yang
terletak di antara membran luar dan membran dalam. Bagian dalam kloroplas
mengandung DNA , RNAs, ribosom, stroma (tempat terjadinya reaksi gelap), dan granum. Granum terdiri atas membran tilakoid (tempat terjadinya reaksi terang) dan ruang tilakoid (ruang di antara membran tilakoid).
B. Saran
Sebelumnya penulis menyampaikan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya pada pembaca apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritikan
dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa menambah wawasan
dan pengetahuan kita tentang Retikulum endoplasma dan kloroplas, baik itu
strukturnya, komposisi,fungsi, enzim-enzim Retikulum endoplama keterkaitan
antara kloroplas dan fotosintesis maupun metabolisme karbon dalam fotosintesis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar