BAB 2
PEMBAHASAN
Fase Embrionik yaitu fase
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali
dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh
induk betina. Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa
pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa
fertilisasi (Puspa, 2014).
Fertilisasi akan menghasilkan sel
individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan
diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi
embrio (Puspa,
2014).
Setelah
proses fertilisasi, zigot pada manusia akan berkembang menjadi organisme multi
seluler melalui tahap-tahap perkembangannya. Perkembangan tersebut melalui pola
dasar tertentu yang dapat dibagi beberapa tahap, yaitu pembelahan (cleavage), blastulasi,
gastrulasi, oogenesis, dan tumbuh.
1.
Pembelahan
(cleavage)
Ketika
zigot telah terbentuk, maka dimulailah pembelahan mitosis pada zigot yang
dikenal dengan tahapan pembelahan (cleavage). Dalam fase ini, zygot berubah
bentuk dari sel tunggal menjadi sebuah masa sel yang solid/padat disebut morula (Dulima, 2013).
Selama
pembelahan, sel-sel tersebut mengalami fase S (Sintesis DNA) dan fase M
(mitosis) dalam siklus sel, tetapi melewatkan fase G1 dan G2. Akibatnya sel-sel
yang terbentuk tersebut tidak membesar selama fase pembelahan ini (Dulima,
2013).
Pembelahan
hanya membagi –bagi sitoplasma satu sel besar menjadi banyak sel yang lebih
kecil (blastomer). Sel-sel tersebut semuanya bernukleus (Dulima, 2013).
2.
Fase
Morula
Morula merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah sel
berjumlah 32 sel dan berakhir bila sel sudah menghasilkan sejumlah blastomer
yang berukuran sama akan tetapi ukurannya lebih kecil. Sel
tersebut memadat untuk menjadi blastodik kecil yang membentuk dua lapisan
sel. Pada saat ini ukuran sel mulai beragam. Sel membelah secara melintang
dan mulai membentuk formasi lapisan kedua secara samar pada kutup anima.
Stadium morula berakhir apabila pembelahan sel sudah menghasilkan
blastomer. Blastomer kemudian memadat menjadi blastodisk kecil membentuk dua
lapis sel (Dulima, 2013).
Pada
akhir pembelahan akan dihasilkan dua kelompok sel. Pertama kelompok sel-sel
utama (blastoderm), yang meliputi sel-sel formatik atau gumpalan sel-sel dalam
(inner mass cells),fungsinya membentuk tubuh embrio. Kedua adalah kelompok
sel-sel pelengkap, yang meliputi trophoblast, periblast, dan auxilliary cells.
Fungsinya melindungi dan menghubungi antara embryo dengan induk atau lingkungan
luas (Dulima, 2013).
Tropoblast
melekat pada dinding uterus. Sel-selnya memperbanyak diri dengan cepat dan
memasuki epitelium uterus pada tahap awal implantasi. Setelah 9
hari, seluruh blastokista tertahan dalam dinding uterus. Sewaktu
ini berlangsung, sel-sel yang berada disebelah bawah dari masa sel dalam
menyusun diri menjadi suatu lapisan yang disebut endoderm primer yang
akan membentuk saluran pencernaan makanan. Sel-sel sisa dari masa sel
dalam memipihmembentuk suatu keping yaitu keping embrio.Antara keping
embrio dantropoblast yang menutupi timbulnya suatu rongga (rongga amnion)
berisi carian.Dinding rongga yaitu amnion, menyebar mengelilingi embrio dan
dikelilingi bantalan yaitu cairan amnion. Berikut gambar-gambar yang
berkaitan dengan morulasi:
Tahap pembelahan 2 sel hingga 32
sel
(Sumber: Anonim, 2012)
Tahap Morula Akhir
(Sumber: Anonim, 2012)
3.
Fase
Blastula
Blastulasi adalah proses yang menghasilkan blastula yaitu
campuran sel-sel blastoderm yang membentuk rongga penuh cairan sebagai
blastocoel. Pada akhir blastulasi, sel-sel blastoderm akan terdiri
dari neural, epidermal, notochordal,mesodermal, dan endodermal yang merupakan
bakal pembentuk organ-organ.Dicirikan dua lapisan yang sangat nyata dari
sel-sel datar membentuk blastocoeldan blastodisk berada di lubang vegetal
berpindah menutupi sebagian besar kuning telur. Pada
blastula sudah terdapat daerah yang berdifferensiasimembentuk organ-organ
tertentu seperti sel saluran pencernaan, notochord syaraf eksoderm, ectoderm,
mesoderm, dan endoderm (Dulima, 2013).
Pada
manusia, hasil pembelahan berbentuk suatu bola padat (morulla). Lapisan luar
dari blastula ini membentuk lapisan yang mengelilingi embriosebenarnya,
sedangkan embrio dibentuk dari bagian morulla (inner cells mass ataumasa sel
dalam)./lapisan luar (tropoblast) pada satu sisi masa sel dalammelepaskan diri,
membentuk suatu bentuk yang mirip suatu blastula dan struktur ini disebut
sebagai blastokista embrio akan menempel dan menetap pada
dinding uterus untuk periode waktu tertentu, ditempat dimana embrio akan
mendapatkan makanan sampai dilahirkan. berikut gambar terkait blastulasi :
Fase awal Blastula
(Sumber: Anonim, 2012)
Pembentukan rongga blastocoels
(Sumber: Anonim, 2012)
Blastula dan bagian-bagiannya
(Sumber: Anonim, 2012)
4.
Fase Gastrula
Gastrula
(Sumber: Sonja N, 2009)
Gastrulasi
merupakan proses dimana sel-sel berkembang dan bermigrasi dalam embrio untuk
mengubah masa sel dalam tahap blastokista menjadi embrio yang berisi tiga
lapisan germinal primer. Migrasi sel-sel tersebut terjadi secara terintegrasi
yang dilakukan melalui berbagai macam gerakan-gerakan morfogenik. Hasil penting
gastrulasi adalah bahwa beberapa sel pada atau dekat permukaan blastula
berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam.hal ini akan mentransformasikan
blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut dengan gastrula. Saat
blastula terimplantasi di uterus, masa sel bagian dalam membentuk cakram pipih
dengan lapisan sel bagian atas (epiblast) dan lapisan sel bagian bawah
(hipoblast). Lapisan-lapisan ini homolog dengan lapisan pada cakram embrio burung
(Dulima, 2013).
Seperti
pada burung, embrio manusia akan berkembang secara keseluruhan dari sel-sel
epiblast, sementara sel-sel hipoblast membentuk kuning telur (yolk sac).
Gastrulasi terjadi melalui pergerakan ke arah dalam sel-sel lapisan atas
melalui primitive streak untuk membentuk mesoderm dan endoderm (Dulima, 2013).
Gambar Lapisan germinal embrio
(Sumber: Josh G Chenoweth, 2010)
Ketiga
lapisan yang di hasilkan oleh gastrulasi itu adalah jaringan embrio yang
disebut sebagai ektoderm, endoderm dan mesoderm yang secara kolektif disebut
juga jarngan germinal embrio. Ektoderm membentuk lapisan luar gastrula,
endoderm melapisi saluransaluran pencernaan embrio dan mesoderm mengisi sebagai
ruangan diantara ektoderm dan endoderm. Pada akhirnya, ketiga lapisan tersebut
berkembang menjadi bagian tubuh individu dewasa. Sebagai contoh, lapisan saraf
manusia berasal dari ektoderm, lapisan paling luar saluran pencernaan kita dan
organ-organnya berasal dari endoderm dan sebagian besar organ dan jaringan
lain, seperti ginjal, jantung dan otot berasal dari lapisan mesoderm (Dulima,
2013).
Gambar Gerakan morfogenik dalam
proses gastrulasi
(Jeff Hardin, 2010)
Dalam proses gastrulasi terjadi beberapa gerakan morfogenik.
Gerakan-gerakan morfogenik tersebut antara lain epiboli, involusi, konvergensi,
invaginasi, evaginasi, delaminasi, divergensi dan extensi.
1.
Epiboli adalah
pergerakan lapisan epithelium (ektoderm) yamg terjadi diluar embrio. Gerakan
yang besar berlangsung menurut poros bakal posterior-anterior tubuh. Sementara
bakal mesoderm dan endoderm bergerak, epiboli menyesuaikan diri sehingga
ektoderm terus menyeliputi seluruh embrio.
2.
Involusi merupakan
pelentikan sel-sel dari lapisan luar yang menyebar dan masuk kearah dalam,
misalnya penyebaran sel-sel luar kearah dalam blastophorus.
3.
Konvergensi adalah
gerakan menyempit dari kutub anima ke kutub vegetatif.
4.
Invaginasi adalah
gerakan melekuk dan melipatnya lapisan luar ke arah dalam.
5.
Evaginasi adalah
gerakan melekuk dan melipatnya lapisan dalam ke arah luar.
6.
Delaminasi merupakan
pemisahan lapisan sel dari suatu lapisan tunggal, misalnya pembentukan lapisan
hipoblas pada embrio ayam.
7.
Divergensi adalah
gerakan menyebar dari arah kutub anima hingga hypoblast.
8.
Extensi adalah
gerakan meluas yang terjadi di bagian dalam embrio. Gerakan extensi merupakan
kebalikan dari gerakan epiboli.
|
Gambar. Gastrulasi pada manusia
(Sumber: Larsen, 2003) |
Penataan
dan pergerakan sel yang terjadi dari bentuk blastula menjadi gastrula
melibatkan mekanisme seluler yang luar biasa, yaitu :
1. Perubahan dalam
motilitas sel,
2. Perubahan dalam
bentuk sel, dan
3. Perubahan dalam
adhesi seluler (penempelan dari sel ke sel ain atau ke matriks ekstraseluler).
Adapun
hasil akhir dari proses gastrulasi ini adalah :
1.
Menghasilkan gastrula, embrio berlapis
tiga (3 lapisan germinal) dengan rongga pencernaan rudimenter (arkenteron),
2. Tiga lapisan germinal
hasil gastrulasiakan menjadi ciri umum perkembangan pada sebagian filumhewan,
yaitu tipe tubuh tripoblastik,
3. Ketiga lapisan
tersebut (ektoderm, endoderm dan mesoderm) akan berkembang menjadi berbagai
jaringan dan organ dalam sistem tubuh dewasa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
Fertilisasi akan menghasilkan sel
individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan
diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi
embrio.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2012. Pertumbuhan Dan Perkembangan
Embrio. (online). (http://abisjatuhbangunlagi.wordpress.com/2012/12/30/pertumbuhan-dan-perkembangan-. diakses pada
tanggal 08 Maret 2015)
Dulima,
Bioe. 2013. Perkembangan Zigot.
(online). (http://bioedulima.blogspot.com/2013/04/perkembangan-zigot.html. diakses 09
Maret 2015)
Puspa,
Indah. 2014. Embriologi Manusia Dan
Sistem Reproduksi. (online). (http://indahpuspa074.blogspot.com/2014/09/embriologi-manusia-dan-sistem-reproduksi.html. diakses pada
tanggal 09 Maret 2015)
Sumarsih, Sri. 2012. Makalah Embrio Manusia. (0nline). (http://sri-sumiarsih.blogspot.com/2012/01/makalah-embryo-manusia.html. diakses pada tanggal 08 Maret 2015)