Bentuk Hidup Tumbuhan
(life form/growth form)
Raunkaier (1934) menggolong-golongkan jenis tumbuhan ke dalam
bentuk pertumbuhan (life form) dengan berdasarkan kepada posisi tunas, kuncup
atau organ yang terdapat pada bagian atas atau bawah bagian tanaman dan posisi
dari lokasi berhubungan dengan permukaan tanah, (Jani, 2012). Bentuk-bentuk tumbuhan menurut Raunkaier (Jani,
2012) yaitu :
1. Fanerofita
: pohon, semak atau liana dimana tunas-tunasnya tumbuh di batangnya pada
ketinggian di atas lebih dari 25 cm dari permukaan tanah.
2. Khamaefita
: tumbuhan yang tunas-tunasnya berada di permukaan tanah atau 25 cm berada di
atas permukaan tanah.
3. Hemikriptofita
: Tumbuhan setahun yang tunas-tunasnya di dalam atau di bawah permukaan tanah.
4. Kriptofita
: Tumbuh-tumbuhan yang tunasnya atau rimpangan berada di bawah permukaan tanah
5.
Terofita
: Tumbuhan musiman, dimana umur kehidupannya dalam periode pendek dan dalam
keadaan dorman dalam bentuk biji.
Gambar 1. Bentuk-bentuk
tumbuhan menurut Raunkaier
(Sumber: Wikipedia, 2015)
(Keterangan:
1. Fanerofita, 2.3 Khamaefita, 4. Hemikriptofita, 5-9. Kriptofita, 5-9.
Kriptifita, 5-6. Geofita, 7. Helofita, 8-9. Hidrofita,
Terofita dan efifit)
Selanjutnya
klasifikasi Raunkaier (Jani, 2012) ini dimodifikasi menjadi 10 bentuk dengan
menambahkan bentuk tumbuhan sebagai berikut:
1. Fitoplankton
: mikroorganisme yang terdapat di dalam air, udara atau es
2. Fitoedafon
: mikroorganisme tanah
3. Endofita
: tumbuh-tumbuhan yang hidup di bagian
badan dari beberapa tumbuhan lainnya seperti lumut dan
mikoriza.
4. Hidrofita
: Semua tumbuhan air, yang mana bagian tunasnya berada di dalam air
5. Epifit
: tumbuhan yang akarnya tidak masuk kedalam tanah tetapi menempel pada tanaman
lainnya.
Klasifikasi
ini kini jarang digunakan dan kalah dengan klasifikasi Sistem Wettstein dan
Sistem Engler yang menggunakan ciri morfologi sebagai dasar untuk penggolongan
jenis. Bahkan kini sistem klasifikasi menjadi lebih maju lagi melalui
pendekatan filogeni seperti pada sistem klasifikasi “Angiosperm Phylogeny
Group” (APG) yang dikembangkan pada tahun 1998 dan di perbaharui pada tahun
2003. Bahkan kini klasifikasi telah jauh lebih maju dengan berdasarkan pada
studi molekuler.
Namun
kelebihan sistem klasifikasi Raunkaier dapat mengetahui Biological Specktrum
yaitu spektrum bentuk tumbuh sebagai hasil adaptasi tumbuhan terhadap adaptasi
dimana pada komunitas vegetasi klimaks ditandai dengan spektrum normal. Dengan
analisis menggunakan sistem klasifikasi Raunkaier kita dapat mengetahui arah
perkembangan dari suatu komunitas vegetasi. Namun hal ini hanya dapat
diterapkan pada hutan yang masih alami tanpa adanya campur tangan manusia. Saat
ini hutan yang alami tersebut hampir tidak ada, oleh sebab itu juga klasifikasi
Raunkaier ini mulai ditinggalkan, (Jani, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Jani.
2012. Klasifikasi
Raunkiaer. (Online). http://staff.unila.ac.id/janter/2012/09/03/klasifikasi-raunkiaer/ Diakses pada 4
April 2015
Wikipedia.
2015. Life Form. (Online). http://en.wikipedia.org/wiki/Raunki%C3%A6r_plant_life-form Diakses pada 4
April 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar